Logo Bloomberg Technoz

Indeks dolar bergerak naik, dan akan mengakhiri tren negatifnya dalam tiga hari terakhir, yang telah mengirim ukuran kekuatan greenback ke level terendah dalam sebulan pada Senin. Hal tersebut terjadi karena tumbuhnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) dapat mengadaptasi pendekatan kebijakan yang lebih hati-hati saat memutuskan suku bunga pada Rabu mendatang.

Imbal hasil pada obligasi Pemerintah Australia dan Selandia Baru bergerak terkontraksi. Setelah imbal hasil Pemerintah AS berfluktuatif selama perdagangan global pada Senin.

Risalah dewan menunjukkan Bank Sentral Australia akan mempertimbangkan untuk memberikan jeda dalam kenaikan suku bunga acuannya pada bulan depan. Hal ini memberikan tekanan pada angka imbal hasil obligasi dan nilai tukar dolar Australia.

Pada Senin, yield obligasi Pemerintah AS dua tahunan naik 14 basis poin dan ditutup pada area level 4%. Pada jam perdagangan obligasi di Jepang pada Selasa ini terpantau tidak ada perdagangan obligasi Pemerintah secara tunai karena adanya hari libur.

Proyeksi Fed Funds (Dok Bloomberg)

Para pelaku pasar tengah mencermati lebih lanjut arah lajunya rapat The Fed, seiring dengan telah meningkatnya spekulasi pada kenaikan 25 basis poin. Karena kegelisahan pada sektor keuangan baru-baru ini telah memicu spekulasi tentang laju pelonggaran dari bank sentral utama di seluruh dunia.

Para ahli strategi di Oversea-Chinese Banking Corp Singapura memproyeksikan akan terjadi kenaikan 25 basis poin pada Rabu daripada terjadinya jeda kenaikan suku bunga acuan.

"Kami ragu The Fed ingin mengirim sinyal 'Terlalu hati-hati' ke pasar karena kuncinya sekarang adalah memulihkan kepercayaan pasar," tulis Frances Cheung dan Christopher Wong dalam sebuah catatan, dikutip dari Bloomberg News.

Hanya dalam rentang beberapa minggu, para pelaku pasar berspekulasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga hingga mendekati 6% dan Bank Sentral Eropa (ECB) akan menaikkan suku bunga hingga lebih dari 4%. Terkini, pasar menyiratkan bahwa siklus ketatnya The Fed akan hampir berakhir dan meningkatkan spekulasi akan terjadi pemotongan suku bunga acuan di AS pada akhir 2023.

Pasar swap kini memperkirakan Federal Funds Rate pada akhir tahun berada di sekitar level 4%. Satu poin persentase di bawah proyeksi The Fed dalam dotplot edisi Desember 2022.

"Menurut pendapat kami, kenaikan suku bunga lebih lanjut (yang agresif) tidak lagi dibenarkan", tulis Ed Yardeni, Presiden Yardeni Research Inc, dalam sebuah catatan.

"Ketua The Fed Jerome Powell harus mengakui bahwa krisis tersebut mengkonfirmasi bahwa suku bunga sudah cukup restriktif dan kondisi keuangan dengan cepat semakin ketat," katanya.

Pada sisi lain, harga minyak turun setelah sesi yang bergejolak meskipun tren pasar kini lebih tenang. Sementara itu, harga emas bergerak naik.

Pergerakan Harga Emas Dalam 3 Hari Terakhir (Bloomberg)

(bbn)

No more pages