Logo Bloomberg Technoz

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan, harga batu bara jatuh 12,8% sepanjang tahun ini (year-to-date). Bagi Indonesia, dampaknya sudah begitu nyata.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), misalnya, hingga 15 Maret tercatat Rp93,5 triliun atau hanya 19% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. Angka ini turun 12,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Untuk SDA (Sumber Daya Alam) Non-Migas, mengalami penurunan karena harga dan volume turun. Penurunannya cukup tajam, 38,7% menjadi hanya Rp22,4 triliun sementara tahun lalu Rp36,6 triliun. Rp 22,4 triliun itu 23% dari target APBN,” ungkap Bendahara Negara.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara sebenarnya masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 61,66. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 58,67, Masih di area beli (long) sehingga ada ruang untuk akumulasi.

Oleh karena itu, harga batu bara berpeluang naik. Target resisten terdekat ada di US$133 per ton. Jika tertembus, maka US$135 per ton bisa menjadi target berikutnya.

Sedangkan target support terdekat adalah US$126 per ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara turun lagi menuju US$122 per ton.

(aji/wep)

No more pages