Logo Bloomberg Technoz

Strategi Produksi Boeing demi Bangkit dari Malapetaka 737 Max

Redaksi
26 March 2024 05:00

Pesawat Boeing 737 Max. (Jason Alden/Bloomberg)
Pesawat Boeing 737 Max. (Jason Alden/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Masalah cacat produksi pada keluarga pesawat 737 Max memukul telak kinerja The Boeing Company, sehingga membuat pabrikan asal Amerika Serikat (AS) ini tertatih untuk bisa kembali mendominasi industri jet komersial global.

Menyitir laporan Flight Plan dari Forecast International, program 737 Max masih harus mengejar ketertinggalan setelah ditemukannya masalah manufaktur pada Agustus 2022 yang berdampak negatif terhadap pengiriman pesawat Boeing selama beberapa bulan.

“Namun, jumlah [pengiriman pesawat jet] Boeing kembali meningkat pada November dan Desember 2023,” terang Forecast International, dikutip Selasa (26/3/2024).

Per Desember 2023, Boeing tercatat mengirimkan total 67 jet yang terdiri dari; 45 pesawat 737 (44 Max/1 NG), 7 pesawat 767, 4 pesawat 777, dan 11 pesawat 787.

Boeing 787-9 Dreamliner Riyadh Air dan Boeing 737-10 Max di Paris Air Show di Le Bourget, Paris, Prancis, Senin (19/6/2023) (Nathan Laine/Bloomberg)

Melalui program 737, Boeing tercatat masih mampu memproduksi pesawat sebanyak 31 unit per bulan sejak Juni 2022. Produksi dari program tersebut kini telah dinaikkan menjadi 38 pesawat per bulan, meskipun belum ada pengumuman resmi dari perusahaan.