Logo Bloomberg Technoz

"Masih awal, kalau kanker itu ada di dalam prostat belum kemana-mana itu anjurannya malah operasi. Sekarang operasi bisa di Indonesia dengan laparaskopi atau robotic angkat prostatnya. Kalau sudah menyebar namanya hormonal terapi," terangnya. 

"Sampai suatu saat dia tidak respons dengan obat hormonal baru disitu letak obat kemo,"lanjutnya.

Menariknya, efek samping kemoterapi pada kanker prostat disebut Prof DR. Dr. Nur Rasyid justru tak membuat rambut rontok pada pasien.

"Mual, nyeri, rontok rambutnya nggak kalau obat kemo ini. Tiap kemo beda-beda. Pengobatan lebih ringan untuk prostat," lanjutnya.

Prof DR.Dr. Nur Rasyid menjelaskan kanker prostat memiliki sasaran menjangkiti pada etnis tertentu. Disebut negara Eropa, Amerika Utara lebih banyak ketimbang orang Asia.

Biasanya faktor risiko yang ditimbulkan dari kanker prostat ialah dari pola makan. "Pola makan lebih banyak proten hewani," jelasnya.

Pasien kanker prostat biasanya menyerang pria di awal usia 50 tahun. Namun ternyata, semakin lanjut usia pasien maka keganasan dari penyakit ini justru rendah alias tidak berbahaya.

"Kemungkinan usia makin tinggi, makin berpeluang juga kenanya tapi tidak ganas," pungkasnya.

(dec/spt)

No more pages