Bloomberg Technoz, Jakarta - Tenaga kerja asing di Jepang meningkat 40,3% dalam lima tahun pada Oktober 2023. Dikarenakan upah tinggi yang ditawarkan negara tersebut.
Dilansir dari Nikkei, menurut Data kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, Jumlah total pekerja asing di Jepang telah meningkat 40,3% dalam lima tahun menjadi 2,05 juta pada Oktober 2023.
Pekerja asal Vietnam menempati urutan pertama. Jumlah mereka meningkat 63,6% dalam lima tahun menjadi 518.364 orang. Banyak yang berpartisipasi dalam Program Pelatihan Magang Teknis, yang dirancang untuk membantu transfer pengetahuan berbasis pekerjaan ke negara-negara berkembang.
Jumlah pekerja Tiongkok tumbuh hanya 2,3%, karena kenaikan upah di dalam negeri dan yen yang lemah mengurangi daya tarik bekerja di Jepang.
Arus masuk dari Vietnam juga melambat seiring upah di sana meningkat. Demografi tersebut tumbuh 12,1% antara tahun 2022 dan 2023, kurang lebih sejalan dengan pertumbuhan keseluruhan.
Gaji pokok bulanan untuk magang teknis asing, sekitar setengah dari mereka berasal dari Vietnam, tumbuh 8% pada tahun 2022 menjadi 177.800 yen (Rp18 juta).
Sementara itu, jumlah pekerja Indonesia meningkat 192,2% dalam lima tahun menjadi 121.507 orang, dan 56% antara 2022 dan 2023. Gaji rendah di dalam negeri membuat banyak pekerja Indonesia masih menganggap Jepang sebagai tujuan yang menarik.
Warga negara Indonesia menyumbang 56% dari pekerja terampil spesifik Jepang, sebuah desain yang dibuat pada tahun 2019 untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di industri tertentu. Banyak dari mereka bekerja di manufaktur, konstruksi, perawatan kesehatan, dan layanan makanan.
Agen penempatan kerja berbasis di Tokyo, Persol Global Workforce, mulai membawa pekerja terampil spesifik di sektor pertanian tahun lalu dalam sebuah perjanjian dengan lembaga pendidikan Indonesia. Indonesia bercita-cita menjadi salah satu produsen pertanian terkemuka di dunia, dan ingin mendapatkan keahlian melalui warga negaranya yang bekerja di Jepang.
"Ada banyak potensi di Indonesia, yang memiliki populasi 270 juta," kata Motoki Yuzuriha, presiden agensi penempatan kerja Mynavi Global.
"Saya pikir akhirnya bisa melampaui Vietnam dalam peran yang dimainkannya di pasar tenaga kerja Jepang."
Pekerja dari Myanmar juga meningkat tajam. Meskipun jumlah mereka begitu sedikit pada tahun 2018 sehingga mereka tidak memiliki kategori dalam pemecahan tahun itu, angka tersebut melonjak 49,9% antara 2022 dan 2023 menjadi 71.188.
(spt)