Logo Bloomberg Technoz

Kepentingan di Balik Perpanjangan Kenaikan HET Beras Disoal

Pramesti Regita Cindy
20 March 2024 16:40

Warga melihat beras sphp di salah satu pasar swalayan di Tangerang Selatan, Jumat (8/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Warga melihat beras sphp di salah satu pasar swalayan di Tangerang Selatan, Jumat (8/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keputusan pemerintah melanjutkan relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium hingga April 2024 dinilai tidak tepat dan sarat kepentingan dari segelintir pihak.

Ekonom pertanian dari Center of Reform on Economics (Core) Eliza Mardian menilai keputusan tersebut tidak menjawab akar persoalan anomali stok dan harga beras, khususnya di ritel modern, yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Dia pun mengutip temuan Ombudsman RI bahwa pasokan beras di pasaran masih dalam kondisi terbatas di sejumlah gerai ritel modern di Jakarta dan sekitarnya.

"Temuan Ombudsman yang sidak di beberapa lokasi pasar di Jakarta itu ternyata pasokan beras premium memang mulai tersedia kembali di ritel modern, tetapi jumlahnya masih terbatas. Selain itu, masih ditemukan di beberapa titik ritel modern harga beras premium tidak sesuai dengan ketentuan relaksasi HET, atau di atas HET," ujar Eliza, Rabu (20/3/2024).

Menurut Eliza, hal yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah menelusuri secara mendalam pihak-pihak yang berpotensi secara sengaja ingin mendorong kenaikan HET secara resmi.