Logo Bloomberg Technoz

Krisis Boeing Gerogoti Maskapai RI: Dari Armada ke Harga Tiket

Dovana Hasiana
19 March 2024 08:10

PT Garuda Indonesia aircraft inside a hangar at the company's maintenance facility at Soekarno-Hatta International Airport (Dimas Ardian/Bloomberg)
PT Garuda Indonesia aircraft inside a hangar at the company's maintenance facility at Soekarno-Hatta International Airport (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Krisis yang menimpa The Boeing Company –yang berulang kali dinyatakan tidak mematuhi persyaratan kendali kualitas produk – dinilai tetap akan memberikan efek domino kepada bisnis maskapai penerbangan di Indonesia.

Pakar sekaligus pengamat penerbangan Gatot Rahardjo mengatakan risiko nyata dari krisis Boeing terhadap maskapai di Indonesia adalah tersendatnya pasok pesawat terbang, terutama untuk unit-unit yang siap beroperasi.

Hal ini sudah terjadi sejak Boeing dihantam krisis mulai Januari 2024, yang memaksa produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) tersebut untuk memperlambat laju produksinya.

Pengunjung memotret pesawat Boeing 737-10 Max di Paris Air Show di Le Bourget, Paris, Prancis, Senin (19/6/2023). (Benjamin Girette/Bloomberg)

Pada saat bersamaan, kata Gatot, maskapai di Indonesia sendiri sudah didera isu kekurangan pasok pesawat terbang sejak tahun lalu; imbas dari gangguan pascapandemi yang belum sepenuhnya pulih.

Gangguan lainnya dipicu oleh sentimen geopolitik yang memengaruhi rantai pasok dari suku cadang pesawat terbang, sehingga banyak pesawat yang masih menjalani proses perawatan di bengkel atau fasililtas maintenance, repair and operation (MRO).