Logo Bloomberg Technoz

Lifting Minyak 1 Juta Barel Tetap Mustahil, Walau Sudah Ditunda

Dovana Hasiana
14 March 2024 15:05

Produksi gas lepas pantai Husky-CNOOC Madura Limited. (Dok: Perusahaan)
Produksi gas lepas pantai Husky-CNOOC Madura Limited. (Dok: Perusahaan)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan pengusaha minyak dan gas bumi (migas) menilai target produksi siap jual atau lifting minyak 1 juta barel per hari (bph) sulit tercapai walaupun sudah diundur selama 2—3 tahun dari target awal pada 2030.

Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal menilai target tersebut sulit tercapai karena realisasi lifting dan produksi minyak Indonesia mengalami penurunan dan terdapat selisih yang kian jauh dari target tersebut.

“Mau diundur 2—3 tahun ya saya tidak melihat ada progres yang nyata di mana produksi bisa capai 1 juta bph pada 2032—2033. Kalau mau capai target, harusnya produksi nasional sudah naik, tetapi ini kan [produksi minyak RI] turun terus dan sudah di bawah 600.000 bph sejak Agustus atau Oktober. Sudah konstan di bawah 600.000 bph,” ujar Moshe saat dihubungi Bloomberg Technoz, Kamis (14/3/2024).

Pekerja mengambil sampel minyak mentah di Piura, Peru./Bloomberg-Sebastian Castaneda

Moshe tidak menjelaskan dengan pasti ihwal target lifting yang masih realistis untuk dicapai Indonesia. 

Namun, dia menggarisbawahi produksi minyak Indonesia saat ini memiliki tantangan yang makin berat, di mana banyak lapangan berusia tua sehingga tingkat kesulitan untuk lifting makin sulit dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai target 1 juta bph pada 203—2033 makin besar.