Logo Bloomberg Technoz

Pasar Obligasi dan Saham RI 'Berpesta' Terungkit Powell Effect

Tim Riset Bloomberg Technoz
07 March 2024 09:45

Ilustrasi LQ45 dan IHSG. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Ilustrasi LQ45 dan IHSG. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Euforia pasar global pasca pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell semalam, menjalar tak terbendung ke pasar domestik. Harga saham dan obligasi berlomba menguat sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kompak melesat ke zona hijau.

IHSG dibuka menguat 0,32%, sejurus dengan rupiah yang juga perkasa melenggang ke Rp15.666/US$. Adapun harga obligasi negara (INDOGB) tenor pendek 2 tahun juga bergerak di mana imbal hasilnya bergerak sedikit ke 6,293%. Sedangkan imbal hasil tenor 10 tahun bergerak turun sedikit ke 6,6380%.

Pelaku pasar seakan mendapatkan momentum kepercayaan diri menyusul penegasan Powell yang menyatakan bahwa bunga acuan layak (appropriate)  dilakukan tahun ini. Meski begitu, Powell juga menggarisbawahi bahwa sekarang belum saat yag tepat.

“Kami meyakini bahwa suku bunga acuan saat ini sudah mencapai puncak. Jika ekonomi bergerak seperti yang diperkirakan, maka menjadi layak untuk memulai pelonggaran suku bunga di satu titik pada tahun ini. Namun saat ini prospek ekonomi masih tidak pasti, dan perkembangan menuju target inflasi 2% belum dapat dipastikan,” jelas Powell di hadapan Kongres AS, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Pernyataan itu seolah memberikan suntikan energi pada pelaku pasar bahwa Fed fund rate, bunga acuan AS, pasti turun tahun ini di tengah terus mundurnya garis awal dimulai pivot serta besaran total penurunan bunga.