Logo Bloomberg Technoz

Trending Sepekan

Tren Sepekan: Dividen BUMN Tambang Hingga Saham Unilever Rontok

Dovana Hasiana
02 March 2024 15:30

Bola-bola nikel./Bloomberg-Cole Burston
Bola-bola nikel./Bloomberg-Cole Burston

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dalam sepekan ini berita yang paling diminati pembaca diantaranya kabar seputar harga nikel dan pesan dari pemerintah Indonesia untuk dunia, selain hadir pula perhatian atas rencana pembagian dividen perusahaan tambang BUMN, termasuk PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Kabar seputar penurunan harga saham PT Unilever Tbk (UNVR) hingga menyentuh  level terendah sepanjang masa (All Time Low/ATL). Tak lupa, layanan BI Fast yang sempat error dan dikeluhkan nasabah Bank Mandiri dan Bank BCA dalam sepekan ini.

Berikut 10 berita yang trending di Bloomberg Technoz selama sepekan:

1. Pesan RI untuk Dunia: Jangan Harap Harga Nikel Bisa Bullish Lagi

Harga nikel rontok./dok. Bloomberg

Pemerintah Indonesia memberi pesan kepada dunia bahwa nikel tidak akan pernah naik lagi, seperti disampaikan Septian Hario Seto, pejabat pemerintah yang mengawasi booming pengolahan nikel di Indonesia. Ia menegaskan bahwa harga nikel kemungkinan tidak akan naik jauh di atas US$18.000 per ton di London Metal Exchange (LME). Indonesia diketahui merupakan pemasok utama nikel di dunia. Pernyataan disampaikan dengan maksud agar pasar mendapat pasokan yang cukup agar biaya produksi tetap rendah bagi produsen kendaraan listrik.

Selanjutnya baca di sini.

2. Peluang Dividen PTBA hingga TINS di Balik Akuisisi Saham INCO 

Penandatanganan divestasi 14% saham PT Vale Indonesia Tbk ke MIND ID, Senin (26/2/2024) (Sultan Ibnu Affan/Bloomberg Technoz)

Direktur Keuangan MIND ID Akhmad Fazri tak menampik, dividen bisa menjadi sumber untuk memenuhi kebutuhan pendanaan akuisisi saham Vale (INCO). MIND ID merupakan induk usaha beberapa BUMN Pertambangan yang dalam waktu dekat berpeluang membagikan dividen, diantaranya;  PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Timah Tbk (TINS). Namun, keputusan akhirnya nanti tetap mempertimbangkan faktor lain.