Logo Bloomberg Technoz

Kala Investasi Makin Dilirik, Menabung di Bank Terdengar Usang

Ruisa Khoiriyah
23 February 2024 13:40

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Masa pemesanan Obligasi Ritel Indonesia seri ORI025 telah ditutup, mencatat nilai permintaan hingga Rp23,98 triliun, melampaui target kuota Rp20 triliun. Animo yang tinggi terhadap instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) itu berlangsung ketika pertumbuhan dana simpanan masyarakat di bank masih cenderung rendah.

ORI025 menjadi SBN seri pertama yang ditawarkan pemerintah tahun ini yang akan disusul penerbitan sedikitnya enam seri SBN lagi sampai akhir tahun nanti. Sepanjang tahun lalu, nilai penerbitan SBN ritel mencapai rekor tertinggi, hampir Rp150 triliun yang terbagi ke dalam beberapa seri mulai dari obligasi ritel, sukuk ritel hingga saving bond ritel atau sukuk tabungan. Angka itu meningkat 37,2% dibanding tahun sebelumnya. 

Animo yang besar terhadap SBN ritel berlangsung ketika pertumbuhan dana simpanan masyarakat di bank menurun. Sepanjang tahun lalu, Dana Pihak Ketiga (DPK) di bank hanya tumbuh rata-rata 5,52%, lebih rendah dibanding 2022 yang mencatat pertumbuhan rata-rata 8,03%.

Hal itu menambah dugaan bahwa di tengah masyarakat saat ini, terutama kelas menengah atas dan kelas atas yang memiliki disposable income dalam jumlah memadai, semakin banyak yang memilih menempatkan dana mereka di produk investasi ketimbang produk simpanan di bank seperti deposito atau produk simpanan lain.

Sementara itu, kelas menengah bawah terlihat menghadapi tekanan daya beli yang bahkan membuat porsi uang tabungan kelompok ini berkurang karena terpakai untuk menutup pengeluaran konsumsi seperti yang ditunjukkan oleh beberapa indikator.