Bloomberg Technoz, Jakarta - Jam tangan mewah seperti Rolex, Patek Philippe dan lain-lain masih menjadi incaran untuk melengkapi fashion hingga sebagai investasi.
Walaupun kini harganya sedang mengalami penurunan. Namun kolektor jam tangan mewah, Ali Akbar, meyakini kenaikan harga membutuhkan waktu yang lama.
Kenaikan jam tangan mewah terjadi sebelum pandemi Covid-19. Apalagi pada tahun 2013-2014. Jadi kenaikan harga tergantung pada hukum supply dan demand.
"Tetap ada hukum supply-demand, untuk produksi nggak banyak karena untuk Rolex bahan materialnya paling tinggi. Saya suka arloji dari kecil, ayah saya beli jam Rolex seharga Rp7,5 juta tahun 1970-1980 an, kan kalau beli sekarang harganya Rp30 juta dengan barang yang sama. Kalau jenis Rolex lainnya ada yang dulu harganya Rp10-12 juta sekarang Rp80 juta," Jelas Ali
Ali mengatakan, jam Rolex yang pas untuk dijadikan sebuah investasi adalah jenis Oyster. Selain Rolex, jam mewah merek Audemars Pigeut (AP) dan Patek Philippe juga bisa dikoleksi sebagai investasi.
Untuk proses menjual jam tangan mewah sendiri, menurut Ali dari dahulu hingga sekaran prosesnya tetap sama. "Bisa jual ke teman, kolektor, penggemar," Pungkas Ali.
Harga Turun
Namun, belakangan ini harga jam tangan mewah (luxury watches) cenderung bergerak turun. Ini tergambar dari Subdial Index yang dikeluarkan Bloomberg. Indeks ini mengukur harga 50 jam tangan buatan Swiss yang paling banyak diperjualbelikan.
Pada Desember, Subdial Index stagnan dibandingkan bulan sebelumnya. Pada November, indeks ini menyentuh rekor terendah sepanjang sejarah.
Saat pandemi Covid-19, harga jam tangan mewah keluaran Rolex, Patek Philippe, dan Audemars Piguet naik tinggi. Namun usai pandemi, harga merosot lumayan drastis.
Di tengah tekanan inflasi dan ketidakpastian geopolitik saat ini, jam tangan menjadi pembelian yang sangat tidak prioritas. Ke depan, risiko penurunan harga masih cukup tinggi.
“Kami melihat tekanan ke bawah masih besar. Sepertinya para dealer masih akan terus menurunkan harga,” ungkap Christy Davis, Co-Founder Subdial, seperti dikutip dari Bloomberg News.
(spt)