Logo Bloomberg Technoz

RI Ingin Jadi Hub CCS, Ini Kendala Utama Investasi Tangkap Karbon

Sultan Ibnu Affan
16 January 2024 16:30

Ilustrasi Emisi Karbon (Dok. Envato)
Ilustrasi Emisi Karbon (Dok. Envato)

Bloomberg Technoz, Jakarta  – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjabarkan tantangan utama investasi penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture storage (CCS) di industri migas nasional.

Dalam kaitan itu, Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan Indonesia sebenarnya memiliki kapasitas penyimpanan karbon yang lebih dari cukup,  hanya saja permasalahannya terletak pada teknologi injeksi karbon yang digunakan.

Storage-nya oke, tetapi fasilitas injeksinya untuk memisahkan gas dari CO2. Itu mahal; 75% dari cost CCS adalah soal capturing. Kedua ada di transportasi, terus diinjeksikan. Nah, yang transportasi enggak begitu mahal, tetapi injeksinya yang mahal,” ujarnya saat ditemui, Senin (15/1/2024).

Tutuka mengelaborasi injeksi karbon ke tanah sangat berisiko tinggi apabila dilakukan ke lapangan-lapangan migas tua. Jika menggunakan sumur eksisting yang sudah tua, risiko kebocorannya akan lebih tinggi.

“Karena injeksi CO2 itu kan asam. Kalau ketemu air, dia akan korosif. Susahnya di situ,” terang Tutuka.