Logo Bloomberg Technoz

Pernyataan The Fed Menyeret Rupiah ke Level Terlemah 2 Bulan

Ruisa Khoiriyah
08 March 2023 10:05

Ilustrasi Rupiah dan dolar AS (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah dan dolar AS (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah pagi ini terperosok ke posisi Rp 15.448 per dolar AS, menyusul aksi jual massal yang melanda pasar global pasca pidato Jerome Powell, Chairman The Federal Reserves, semalam di hadapan Kongres Amerika. Nilai tukar rupiah tertekan aksi jual pemodal yang terus mengurangi posisi mereka di aset-aset pasar negara berkembang dan untuk sementara mengamankan diri ke aset safe haven, dalam hal ini dolar AS.

Indeks dolar AS melambung ke posisi 105,7%, tertinggi sepanjang 2023 pada pukul 9:23 WIB, Rabu (8/3/2023) dan membuat semua mata uang yang menjadi lawannya tiarap. Mata uang Asia semua melemah di hadapan dolar AS. Hanya rupee India saja yang masih bertahan. 

Nilai tukar rupiah terperosok ke level terlemah dalam dua bulan akibat sentimen bunga The Fed telah memicu aksi jual di pasar global (Bloomberg)

Pelaku pasar menghadapi kegugupan menyusul penegasan Powell bahwa bank sentral yang ia pimpin tidak akan menahan diri untuk mengambil kebijakan lebih hawkish agar inflasi yang belum juga jinak di negeri paman sam itu bisa lebih ditekan lagi. 

“Data ekonomi terbaru lebih kuat dari dugaan, yang menunjukkan suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Jika data yang ada mendukung untuk (kebijakan moneter) yang lebih ketat, maka kami siap untuk mempercepat laju kenaikan suku bunga,” tegas Powell dalam paparan di hadapan Komite Perbankan Senat, seperti diwartakan Bloomberg News.

Pernyataan bank sentral paling berpengaruh di dunia itu langsung melesatkan tingkat imbal hasil alias yield obligasi AS yaitu US Treasury, untuk tenor 10 tahun yield-nya sudah di level 3,99%.