Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) tengah mengebut penerbitan rupiah digital (Central Bank Digital Currency/CBDC) sebagai alat transaksi sah yang berlaku di Indonesia. 

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan rupiah digital akan mulai proses desain proyek pada Juli 2023. Rencana penerbitan rupiah digital tersebut dinamai Proyek Garuda.

"Sejumlah negara di ASEAN sudah memulai insiatif (mata uang uang digtal), kami sendiri sudah mempublikasikan consultative paper kami, kemudian mulai Juli kami akan memula desain proyek," kata Perry dalam Seminar Tingkat Tinggi ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, dikutip Selasa (7/3).

Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital serta dapat digunakan seperti halnya uang fisik (uang kertas dan logam), uang elektronik (chip dan server based), dan kartu kredit atau debit. Kendati transaksinya berbasis digital, Rupiah Digital tidak termasuk dalam aset kripto ataupun stablecoins.

Menurut Perry, kerja sama penerbitan mata uang digital akan dilanjutkan lagi tahun ini lewat keketuaan Indonesia di ASEAN. Ia menjelaskan, beberapa negara seperti Singapura, Malaysia serta Thailand juga sudah mulai ancang-ancang menerbitkan mata uang digital. 

Adapun kerja sama penerbitan rupiah digital, menurut Perry, bukan hanya membandingkan desain atau konsep di masing-masing negara, tetapi juga aspek lainnya.

BI sebelumnya telah merilis dokumen white paper Proyek Garuda pada 30 November tahun lalu. Setelah itu, BI mengeluarkan consultative paper pada akhir Januari 2023. Dalam keterangan sebelumnya, BI selanjutnya akan merilis proof of concept pada Juli, yang menandai pengembangan desain rupiah digital.

(evs)

No more pages