Logo Bloomberg Technoz

Ia menjelaskan pasien yang terjangkit flu burung memiliki gejala demam dan nyeri di beberapa bagian tubuh seperti tenggorokan, otot, dan perut. Di beberapa kasus, menurutnya, pasien juga mengalami diare. 

“Penyakit ini bisa berkembang menjadi penyakit paru yang berat. Ada yang sampai sesak napas dan kejang. Jika ada gejala seperti itu, segera bawa ke fasilitas kesehatan (faskes) dan jangan panik,” ungkap Imran.

Meskipun demikian, Imran mengatakan risiko penularan flu burung cenderung rendah, namun pihaknya tetap perlu memantau perkembangan dan memastikan apakah jenis virus yang ada di Indonesia merupakan clade 2.3.4.4B atau bukan. 

Pemantauan Virus

Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Nuryani Zainuddin mengungkapkan pihaknya bersama dengan pelaku industri peternakan, serta dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di tingkat provinsi, kota, dan kabupaten yang tergabung dalam jejaring Influenza Virus Monitoring in animal (IVM) juga sedang memantau virus tersebut.  

Berdasarkan hasil monitor IVM, sejak 2014, virus flu burung yang ada di Indonesia masih didominasi oleh H5N1 dengan clade 2.3.2.1C. Sementara itu, kata Nuryani, wabah flu burung yang terjadi saat ini didominasi oleh clade baru yaitu 2.3.4.4B, terutama di wilayah Eropa dan Amerika Utara akibat tidak adanya vaksinasi flu burung. 

“Karena varian flu burung ini hanya bisa dibedakan dengan sequencing, kita masih menunggu hasil sequencing dalam pekan ini untuk mengetahui apakah kasus-kasus flu burung yang dilaporkan di beberapa wilayah di Indonesia itu disebabkan oleh clade baru,” katanya. 

Lebih lanjut, Nuryani mengungkapkan vaksin flu burung untuk unggas yang tersedia saat ini berasal dari virus H5N1 clade 2.3.2.1C. Meskipun demikian, virus tersebut memiliki kekerabatan genetik dengan clade 2.3.4.4B sehingga tetap dapat digunakan. Nuryani mengungkapkan para peternak juga telah melakukan vaksin pada unggas untuk memberikan kekebalan silang terhadap virus clade terbaru. 

“Vaksin yang ada sekarang masih mampu memberi kekebalan pada unggas-unggas kita. Kementerian Pertanian melalui jejaring IVM juga sedang mengkaji kemungkinan penyesuaian vaksin terhadap clade yang baru,” ujarnya. 

Selain itu, Nuryani menghimbau para peternak untuk melakukan jadwal dan teknik yang tepat sesuai arahan dokter hewan, serta menerapkan biosekuriti pada peternakan. 

“Jika ada dugaan penyakit hewan menular di peternakan dan peningkatan kasus unggas mati, maka segera dilaporkan kepada otoritas veterinarian setempat,” tegasnya.



(tar/frg)

No more pages