Logo Bloomberg Technoz

Ruth Liao, Anna Shiryaevskaya, dan Stephen Stapczynski - Bloomberg News

Bloomberg, Kapal tanker gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) mulai mengalihkan rute mereka dari Laut Merah, di tengah isu kekerasan terkait dengan perang Israel-Hamas. Walhasil, arus perdagangan gas dunia harus melalui rute lebih jauh sehingga berisiko menunda pengiriman bahan bakar super dingin tersebut.

Setidaknya lima kapal LNG telah mengubah arah sejak Jumat, menjauh dari perairan lepas pantai Yaman, titik jalan yang tidak dapat dihindari bagi kapal-kapal yang menggunakan Terusan Suez yang menghubungkan Eropa dan Asia, menurut data pelacakan kapal yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Belum jelas apakah semua kapal dialihkan karena ketegangan tersebut.

Perusahaan-perusahaan yang mengangkut gas alam, termasuk BP Plc dan Equinor ASA dari Norwegia, memilih untuk menghindari Laut Merah ketika militan Houthi yang didukung Iran meningkatkan serangan untuk mendukung Hamas.

Qatar, salah satu produsen LNG terbesar di dunia dan pemasok utama ke Eropa, terus melakukan transit di Laut Merah menuju Terusan Suez, menurut data pelacakan kapal.

Pengalihan ini juga terjadi pada saat jalur air laut-ke-laut penting lainnya di dunia untuk LNG, yaitu Terusan Panama, sangat dibatasi oleh kekeringan. Hal ini berarti lebih banyak pengiriman LNG AS ke Asia mungkin memerlukan rute yang lebih panjang di sekitar Afrika bagian selatan.

Harga gas alam Eropa melonjak 7% pada Senin (18/12/2023) di tengah meningkatnya kekhawatiran akan gangguan aliran energi.

Namun, Asia Utara, yang merupakan rumah bagi importir LNG terbesar, mempunyai persediaan yang cukup untuk musim dingin dan pembeli belum terburu-buru mencari pasokan alternatif, menurut para pedagang.

(bbn)

No more pages