Logo Bloomberg Technoz

November Ceria Bagi Rupiah, Akhir Tahun Bisa Makin Manis

Ruisa Khoiriyah
01 December 2023 13:25

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Setelah melewatkan Oktober yang bak mimpi buruk, rupiah berhasil bangkit selama November lalu dengan mencatat kenaikan 2,4% point-to-point (ptp) dibanding level penutupan bulan sebelumnya. Rupiah bahkan sempat menyentuh level terkuat di Rp15.395/US$ yang membawanya menguat 3% ptp sebelum akhirnya tergerus lagi di hari terakhir perdagangan November.

Sepanjang November, rupiah bergerak rata-rata di Rp15.607/US$, lebih kuat dibanding rata-rata Oktober di Rp15.735/US$ di mana level tertinggi tersentuh di Rp15.940/US$, tertinggi sejak pandemi 2020.

Penguatan lagi rupiah pada November membawa mata uang Indonesia kembali mencatat return positif sepanjang tahun sebesar 0,7%, termasuk mata uang Asia yang paling baik kinerjanya sejauh ini.

Penguatan rupiah selama November terungkit oleh dua faktor. Pertama, sentimen global yang telah berbalik arah. Inflasi Amerika Serikat (AS) terlihat semakin melandai di angka 3,2% Oktober lalu, turun signifikan dari September 3,7%. Sementara inflasi PCE yang dilansir semalam mencatat penurunan dari 3,4% menjadi 3%.

Di sisi lain, angka pengangguran AS terus naik jadi 3,9% dengan jumlah klaim tunjangan pengangguran lanjutan terus membesar menunjukkan tekanan pengetatan ekonomi sudah berdampak pada rekrutmen pekerja.