Logo Bloomberg Technoz

"Untuk sisi upstream atau hulu, dalam skemannya. Kami ANTM, tentunya karena pemiliki IUP [izin usaha pertambangan], jadi kami mayoritas melalui anak usaha kami PT Sumber Daya Arindo [SDA]. Lalu, di bagian [smelter] RKEF [rotary kiln-electric furnace] dan HPAL [high pressure acid leaching] kita bagian minority."

Dia pun memastikan perseroan telah memikirkan rencana matang-matang terkait dengan penyerapan rencana penyerapan pasar dalam megaproyek tersebut, sekaligus memastikan integrasi dari hulu hingga hilir.

Terlebih, raksasa baterai asal China tersebut saat ini telah memegang 30% pasar baterai EV global. "Ini adalah salah satu yang menjadi power strange atau kekuatan kita di dalam membangun kerjasama dengan Hongkong CBL tersebut," kata Dewa.

ANTM juga telah memastikan proyek patungan pabrik baterai kendaraan listrik dengan CATL akan disepakati pada 10 Desember 2023, meski sedikit lambat dari estimasi target pada Oktober lalu.

“[Pada] 10 Desember kita akan tanda tangan joint venture [dengan CATL]. Sekarang lagi proses penyelesaian CP [conditional precedent/kesepakatan prakondisi] semua. Untuk proyek baterai EV baterai, [dimulai dengan] divestasi PT SDA dan rangkaian dari hulu ke hilir," ujar Dewa.

Adapun, MIND ID sebelumnya memaparkan proyek pabrik baterai listrik dari raksasa baterai nomor wahid dunia itu  dirancang untuk kapasitas produksi 15 GW, dengan kebutuhan dana sekitar US$12 miliar (sekitar Rp185,77 triliun asumsi kurs saat ini).

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menjelaskan pabrik baterai tersebut rencananya dibangun sampai dengan 2027, mengikuti pengembangan ekosistem kendaraan listrik roda dua dan empat di dalam negeri.

“[Kebutuhan investasinya] US$12 miliar, tetapi masih terbuka peluang [untuk kerja sama dengan perusahaan lainnya],” ujarnya  di sela acara Forum Sinergi BUMN-Swasta, medio Agustus.

(ibn/wdh)

No more pages