Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan Bunga The Fed Telah Usai Melihat Prediksi Rapor Inflasi

Tim Riset Bloomberg Technoz
27 November 2023 09:00

Jerome Powell, Ketua the Fed (Dok: Bloomberg)
Jerome Powell, Ketua the Fed (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pekan ini akan ada cukup banyak data perekonomian penting yang menjadi sorotan para pelaku pasar di seluruh dunia. Terutama dari negara-negara besar yaitu Amerika Serikat, Eropa juga China.

Data-data itu akan menguji keyakinan para pelaku pasar, apakah serial kenaikan bunga acuan di kawasan utama seperti AS dan Eropa benar-benar sudah berakhir, apakah siklus pemangkasan bunga acuan bisa terjadi lebih cepat atau skenario 'higher for longer' akan berjalan lebih lama ketimbang harapan.

Kamis pekan ini, Amerika akan merilis data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) yang selama ini menjadi salah satu data utama yang dipertimbangkan oleh Federal Reserve (The Fed) dalam memutuskan kebijakan bunga acuan. Konsensus ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sejauh ini memperkirakan, inflasi PCE akan mencatat kenaikan tahunan terkecil sejak 2021.

Bila prediksi itu terpenuhi maka akan memperkuat sentimen bahwa kenaikan bunga lebih lanjut mungkin sudah tidak diperlukan lagi. Inflasi PCE tahunan pada Oktober diprediksi mencapai 3,1% dari tadinya 3,4% pada September.

Sementara inflasi inti PCE diperkirakan di angka 3,5% dari tadinya 3,7% pada September. Adapun inflasi inti bulanan PCE Amerika juga diprediksi melandai jadi 0,2% pada bulan lalu dari sebelumnya 0,3%.

Data kawasan Euro untuk bulan November, yang juga akan dirilis pada hari Kamis, kemungkinan akan menunjukkan inflasi sebesar 2,7%, terendah sejak Juli 2021. Data yang mendasarinya terlihat melambat menjadi 3,9%.

Meskipun terdapat kemajuan dalam disinflasi, para pejabat di kedua belah pihak bersikeras bahwa mereka ingin melihat lebih banyak bukti untuk memastikan bahwa harga konsumen tetap terkendali. Pada hari Jumat, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan bahwa “kami tentu saja tidak menyatakan kemenangan.”

Para pejabat Fed kompak menyepakati untuk lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Risalah pertemuan terakhir mereka menunjukkan bahwa The Fed mencermati bagaimana kenaikan suku bunga mulai menekan rumah tangga dan dunia usaha.

The Fed pada Rabu pekan ini juga akan menerbitkan Beige Book yang berisi kondisi ekonomi dan anekdot dari seluruh negeri.

Laporan pendapatan dan pengeluaran pribadi AS juga diperkirakan hanya menunjukkan sedikit kemajuan dalam pengeluaran konsumen yang disesuaikan dengan inflasi. Penurunan permintaan pada bulan Oktober membantu menjelaskan perkiraan perlambatan ekonomi setelah lonjakan pertumbuhan pada kuartal ketiga.

"Dorongan inflasi melemah pada bulan Oktober, seharusnya memungkinkan The Fed untuk tetap menahan diri hingga akhir tahun," kata Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger dan Estelle Ou, ekonom dari Bloomberg Economics.

Pemerintah mengeluarkan revisi pertama terhadap produk domestik bruto kuartal ketiga pada Rabu, di mana pasar memprediksi pertumbuhan sebesar 5%. Pelaku pasar juga menanti data prediksi awal tingkat keuntungan perusahaan. 

Data-data ekonomi lain yang juga ditunggu pekan ini adalah data penjualan rumah baru di AS pada Oktober, lalu tingkat keyakinan konsumen November dan klaim pengangguran mingguan, juga survei manufaktur utama.

Lebih jauh ke utara, Kanada akan merilis data PDB kuartal ketiga yang akan mengungkapkan apakah negara tersebut memasuki resesi, meskipun para ekonom memperhitungkan setidaknya masih ada meski pertumbuhan minimal. Angka rekrutmen tenaga kerja pada November akan menjadi data utama terakhir sebelum keputusan suku bunga Bank Sentral Kanada pada 6 Desember.

Di tempat lain, OECD yang berbasis di Paris menyajikan serangkaian prediksi baru, Lagarde berbicara kepada anggota parlemen Eropa, dan bank sentral dari Selandia Baru hingga Korea Selatan diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya.

Asia

Ilustrasi ekonomi China (Sumber: Bloomberg)

Para gubernur bank sentral dijadwalkan berkumpul pada awal pekan ini sebagai bagian dari pertemuan puncak keuangan global Otoritas Moneter Hong Kong dan konferensi Bank for International Settlements.

China akan merilis data Purchasing Manager Index (PMI) jelang akhir pekan nanti di mana data itu sangat dinanti pelaku pasar karena akan memberi sinyal sejauh mana pemulihan ekonomi negara besar itu.

Bank of Korea diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada hari Kamis, meskipun bank ini terus menghadapi lingkungan kebijakan yang sulit dimana inflasi masih tetap kaku, pertumbuhan lemah dan utang rumah tangga meningkat.

Korea Selatan juga akan melaporkan data perdagangan pada Jumat nanti, yang merupakan salah satu gambaran awal mengenai bagaimana permintaan global bertahan pada November.

Reserve Bank of New Zealand dan Bank of Thailand akan mengumumkan keputusan tingkat bunga acuan terbaru pada Rabu, sementara India akan melaporkan PDB kuartal ketiga pada hari yang sama.

Sejumlah negara Asia akan melaporkan data PMI manufaktur pada hari Jumat, mulai dari India, Vietnam, hingga Indonesia, yang memberikan pandangan lebih luas mengenai bagaimana perekonomian di kawasan ini bertahan.

Anggota dewan Bank of Japan akan berbicara dengan para pemimpin bisnis dan mengadakan konferensi pers pada hari Rabu dan Kamis, di tengah berlanjutnya spekulasi mengenai waktu normalisasi kebijakan.

Negara ini juga akan melaporkan data produksi industri dan penjualan ritel pada hari Kamis, ditambah data tenaga kerja dan belanja bisnis pada hari Jumat, setelah data menunjukkan perekonomian Jepang mengalami kontraksi pada kuartal ketiga.