Logo Bloomberg Technoz

Negara-negara yang tidak memiliki target untuk mendekarbonisasi mobil termasuk India, Australia, Thailand, Turki, Indonesia, Malaysia, Rusia dan Afrika Selatan, menurut laporan tersebut.

Anak-anak sekolah dan wisatawan mengunjungi Gerbang India saat kabut polusi tebal di New Delhi, India, Sabtu (4/11/2023). (Prakash Singh/Bloomberg)

Banyak yang tidak dapat mengimpor mobil listrik bekas dari tempat-tempat di mana dorongan untuk mendaur ulang bahan untuk produksi baterai mendapatkan momentum. 

Beban keuangan dari impor di negara-negara berkembang juga akan semakin memburuk tanpa adanya tujuan yang jelas guna mengakhiri penjualan mobil bertenaga BBM, kata Scott.

Afrika menghabiskan US$80 miliar setiap tahun untuk mengimpor bahan bakar transportasi, menyumbang 2,5% dari produk domestik bruto (PDB).

Benua Afrika, Asia, dan Amerika Selatan dapat menghemat lebih dari US$100 miliar per tahun secara bersamaan untuk impor bahan bakar dan mengurangi defisit perdagangan melalui kebijakan yang mendukung adopsi kendaraan listrik.

Pemerintah seharusnya memberikan insentif bagi peralihan ini dengan kebijakan-kebijakan seperti larangan impor dan pembatasan usia pada kendaraan bekas, batasan emisi, dan penghapusan tarif pada kendaraan listrik.

Laju pertumbuhan kendaraan bensin di India. (Dok: Bloomberg)

Peningkatan produksi domestik dan daur ulang kendaraan listrik juga merupakan langkah-langkah penting untuk mengurangi emisi transportasi.

Menurut laporan tersebut, untuk pasar negara-negara berkembang, mempercepat peralihan ke kendaraan bertenaga baterai akan membuka peluang ekonomi mulai dari pertambangan mineral dan manufaktur hingga penjualan, infrastruktur, dan daur ulang.

(bbn)

No more pages