Meskipun mengulangi kebijakan yang ada, pernyataan tersebut menunjukkan Xi mengambil peran untuk menjadi pusat perhatian dalam melawan pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan menyerukan urgensi baru ke dalam ambisi teknologi Beijing.
AS telah memberlakukan serangkaian pembatasan pada industri teknologi China, termasuk perusahaan-perusahaan yang masuk daftar hitam seperti Semiconductor Manufacturing International Corp. dan Huawei Technologies Co. yang dianggap sebagai perusahaan besar nasional.
Washington juga menerapkan kontrol ketat pada ekspor cip dan peralatan pembuat cip ke China, yang akan melarang pembuat cip terpenting dunia, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., membuat silikon mutakhir untuk desainer China.
Pemerintahan Biden bahkan telah sepakat dengan Belanda dan Jepang untuk melarang perusahaan mereka menjual mesin pembuat cip canggih ke China, yang makin membatasi kemampuan perusahaan China untuk maju secara teknologi.
“Xi Jinping menyoroti bahwa dunia telah memasuki era besar sains,” lapor Xinhua.
Mendapatkan lebih banyak paten di bidang-bidang utama seperti bahan dan peralatan semikonduktor generasi mendatang dapat membantu China melawan pembatasan cip AS, tulis dua ilmuwan China yang dekat dengan pembuat keputusan, pekan lalu.
Pimpinan puncak China kian tertarik pada pengembangan teknologi mutakhir di tengah perang teknologi dengan AS. Dalam sesi studi grup Politbiro sebelumnya, Xi mengundang peneliti top negara untuk menjelaskan berbagai teknologi dari kecerdasan buatan hingga blockchain.
Dalam komentar terbarunya, Xi juga menekankan perlunya membangun sistem laboratorium nasional dengan karakteristik China dan mengembangkan talenta-talenta penelitian dasar.
China juga mencari mitra penelitian di Eropa meskipun pemerintahan Biden berupaya memblokir akses teknologinya. Diplomat tinggi China Wang Yi pada pekan lalu meminta Prancis untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang teknologi dan perdagangan.
Raksasa teknologi Eropa mungkin menolak kerja sama semacam itu dengan China, meskipun kesepakatan itu berpotensi membuka permintaan besar-besaran di negara Asia tersebut.
ASML Holding NV., perusahaan Belanda yang membuat peralatan pembuat cip tercanggih di dunia, mengungkapkan bulan ini bahwa seorang karyawan di China telah mencuri data perusahaan.
(bbn)






























