Logo Bloomberg Technoz

Kurs Dolar AS di Bank Turun Tajam Terbawa Penguatan Rupiah

Redaksi
06 November 2023 11:30

Ilustrasi Dolar AS (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi Dolar AS (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Penguatan rupiah tak terbendung mengawali pekan ini pasca data perekonomian Amerika Serikat (AS) mengikis peluang keberlanjutan kenaikan bunga acuan Federal Reserve, bank sentral AS di sisa tahun ini.

Di pasar spot sampai jelang siang ini, rupiah semakin perkasa diperdagangkan di kisaran Rp15.556/US$ dan sempat menyentuh level terkuat di Rp15.550/US$ pada pukul 10:22 WIB, Senin (6/11/2023). 

Penguatan rupiah terhadap dolar AS menyusul rilis data pengangguran Amerika yang memperlihatkan efek pengetatan moneter di negeri itu mulai berimbas pada pelemahan kondisi lapangan kerja, juga berefek pada harga dolar AS di perbankan domestik.

Berdasarkan pantauan ke beberapa bank besar dan asing, kurs jual dolar AS sudah jauh lebih murah saat ini. Di bank swasta terbesar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), kurs jual dolar AS dibanderol di Rp15.765/US$ untuk pembelian valas di konter bank maupun bank notes. Sementara kurs e-rate dipatok lebih murah lagi di Rp15.570/US$ hari ini. Pekan lalu, kurs dolar AS di bank swasta ini masih di Rp16.000-an.

Sementara di bank asing, kurs dolar AS masih bertahan di Rp16.000-an meski sudah lebih rendah dibanding pekan lalu. Bank asing DBS Indonesia, misalnya, menetapkan kurs jual dolar AS di kisaran Rp16.007/US$ hari ini, sementara UOB Indonesia masih di Rp16.021/US$. Sedangkan bank asing besar HSBC Indonesia menetapkan kurs jual valas lebih murah di kisaran Rp15.760/US$ untuk kurs transfer, sedangkan kurs uang kertas dolar AS ditetapkan di Rp15.969/US$.