Logo Bloomberg Technoz

Survei dilakukan selama 50 hari sejak 25 Juli-12 September 2023 menggunakan platform google form disebarkan secara online kepada mahasiswa Indonesia di perguruan negeri maupun swasta. Jumlah minimum sample yang diperoleh berdasarkan rumus Slovin adalah 400 responden menggunakan tingkat kesalahan 5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. 

Sampel yang digunakan sebangak 532 dengan rentang usia dari 18-25 tahun, untuk gender 65 persen adalah perempuan dan 29 persen adalah laki-laki, serta 5 persen memilih untuk tidak mengungkapkan gender mereka.

Sektor pekerjaan hijau yang paling diminati adalah di sektor lingkungan dengan presentase 18,1 persen. Diikuti sektor pendidikan 11,2 persen, sektor energi 10 persen, sektor ekonomi 9,7 persen, kesehatan 8,2 persen, fashion 6,4 persen, lalu diikuti sektor transportasi, jasa, keuangan, manufaktur, arsitektur dan lainnya.

“Kita sepakat bahwa agenda transisi energi tidak dapat ditunda, dan Indonesia telah berada dalam jalurnya meskipun target dan capaiannya harus lebih ambisius. Menghadapi fase transisi dari business as usual ke ekonomi hijau adalah dengan menyiapkan para pekerja dan calon pekerja dengan keterampilan hijau. Hasil survei ini menemukan bahwa mahasiswa di Indonesia ingin bergerak ke arah sana. Pemerintah harus membaca tren ini dalam kerangka kebijakan dan supply pasar tenaga kerja,” kata Agung Budiono, Ad Interim Direktur Eksekutif Yayasan Indonesia CERAH. 

Namun ada beberapa tantangan yang dihadapi para mahasiswa saat ingin terjun ke pekerjaan hijau. Pertama 341 orang mengangap penghasilan pekerjaan hijau kurang menarik. 248 orang merasa belum atau kurang memiliki keterampilan. Selain itu, 298 orang merasa pemahaman mengenai pekerjaan hijau belum memadai dan 293 orang menganggap prospek pekerjaan hijau di masa depan kurang menjanjikan.

Hasil survei pekerjaan hijau yang paling diminati. (Sumber: Survei Yayasan Indonesia Cerah dan SUMA UI)

Tantangan dan kendala lain di sektor pekerjaan hijau masih menjadi tugas rumah bagi semua pihak. Sebanyak 58% responden menganggap pemerintah dan DPR bertanggung jawab paling besar mengatasi tantangan ini, sementara 15%  tanggung perusahaan, 14% semua pihak dan 13% lembaga pendidikan.

Keterlibatan pemangku kepentingan tersebut sangat dibutuhkan, terutama memberikan dukungan untuk mempersiapkan anak muda berkecimpung di pekerjaan hijau. Jenis dukungan paling banyak dipilih berupa pelatihan, informasi mendalam, dan pameran berkaitan dengan pekerjaan hijau di semua sektor. Sektor peminat terbanyak yaitu lingkungan (18%), pendidikan (11%), pertanian, energi dan ekonomi masing-masing 10%.

Pemerintah, lembaga pendidikan, dan swasta mesti bekerja sama menciptakan berbagai dukungan dan kesempatan pekerjaan hijau. Sekitar 80% responden merekomendasikan agar isu pekerjaan hijau menjadi prioritas kebijakan pemerintah. Sedangkan 90% merasa perguruan tinggi juga perlu mengadopsi kurikulum tentang krisis iklim dan pekerjaan hijau.

“Pemerintah melalui Bappenas saat ini sedang menyusun draf Peta Jalan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Mendukung Green Jobs. Survei ini kami harapkan dapat menjadi  masukan bagi pemerintah tentang hal-hal yang perlu dimuat dalam peta jalan tersebut agar para pekerja kita memiliki keterampilan yang mumpuni menghadapi tantangan transisi energi,” Agung menambahkan.

(spt)

No more pages