Logo Bloomberg Technoz

"Ternyata pas pembacaan hasil sama sekali tidak keluar. Saya mau interupsi dan mas Babay (voters) interupsi. Kalau kesalahan manusia enggak separah itu," kata Wahyudi saat dihubungi Bloomberg Technoz, Kamis malam (16/2/2023).

Seharusnya kata dia hal seperti ini perlu diinvestigasi. Bukan tak mungkin bisa terjadi juga di pemilihan ketum. Wahyudi mengatakan sebenarnya mereka hanya ingin bahwa siapa pun yang terpilih biarlah dengan adil. Dia menambahkan yang penting bukan orangnya saja namu bagaimana fair play juga terjadi dalam pemilihan.

"Seharusnya diinvestigasi masak diulang (hitung)," kata dia tentang pemilihan itu.

Sementara Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali menyesalkan adanya dugaan manipulasi pada awal penghitungan suara untuk waketum tersebut. Dia juga mempertanyakan keberadaan Zainudin Amali menjadi Waketum. Akmal juga menyoroti dugaan pelanggaran oleh panitia terhadp Pasal 64 Statuta FIFA bahwa pengurus Asprov sebenarnya tidak boleh menjadi panitia pemilihan. Nyatanya hal itu terjadi pada pemilihan ini.

"Menpora harusnya mencontohkan sportivitas. Faktanya suaranya digelembungkan. awalnya 62 suara ketika dihitung ulang berubah," kata Akmal lewat sambungan telepon.

Dia juga menyesalkan Yunus Nusi yang mundur demi memberi ruang untuk Zainudin Amali. Menurutnya, Yunus Nusi juga tidak bertanggung jawab lantaran tak menghargai suara pemilihnya. Sekalipun Yunus Yusi mundur maka suaranya tak boleh dihibahkan begitu saja segingga Zainudin yang maju menggantikannya. Sayangnya hal itu terjadi.

"Harusnya pemilihan lagi kan Yunus Nusi ini memang pernah jadi timsesnya menpora," kata dia lagi.

Sementara itu ada 12 anggota Exco PSSI hasil KLB. Mereka adalah Arya Mahendra, Ahmad Riyadh, Endri Erawan, Eko Setiawan, Hasnuryadi Sulaeman, Juni Rachman, Muhamad, Khairul Anwar, Pieter Tanuri, Rudi Yulianto, Sumardji dan Vivin Cahyani. 

(ezr)

No more pages