Logo Bloomberg Technoz

Menakar Rasionalitas IHSG 7.000 di Tengah Isu The Fed & Hamas

Dovana Hasiana
09 October 2023 12:00

Karyawan melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Karyawan melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejauh perdagangan hari ini, Senin (9/10/2023), masih menguat 0,41% ke level 6.916,07. 

Namun, sejak awal tahun, IHSG baru mengakumulasi kenaikan 0,91%. Indeks pun tampak kesulitan untuk bertahan di atas level psikologis 7.000.

Sentimen global memicu sulitnya IHSG bergerak di atas level tersebut. Salah satunya adalah, sikap The Fed untuk mempertahankan tren kenaikan bunga acuan lebih panjang.

Michael Setjoadi, analis RHB Sekuritas menjelaskan, situasi saat ini membuat harga obligasi menjadi menarik. "Sehingga, ada rotasi menuju pasar pendapatan tetap, seiring dengan semakin menariknya harga obligasi, imbal hasil (yield) 10 tahun dari level 6% menjadi 7%," jelas Michael, dikutip Senin (9/10/2023).

Yield obligasi sampai akhir tahun bahkan diprediksi bisa mencapai 7,5%. Ini seiring dengan perkiraan imbal hasil surat utang Amerika Serikat (AS) atau US Treasury dapat mencapai 5% sampai akhir tahun dan 5,5% pada semester satu 2024.