Logo Bloomberg Technoz

PLTU Batu Bara ‘Punah’ 2058, Seberapa Siap RI Bertransisi?

Sultan Ibnu Affan
21 September 2023 09:42

Asap keluar dari cerobong PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Asap keluar dari cerobong PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pemerintah tengah putar otak mempersiapkan sumber energi alternatif pengganti batu bara, guna mengantisipasi babak akhir era pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia yang dijadwalkan berhenti beroperasi pada 2058.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan beberapa opsi energi baru yang paling memungkinkan adalah tenaga panas bumi, air, dan surya.

“Kami sudah ada pembangunan baseload ya, seperti hydro dan geothermal juga. Kalau kita bicara ke depan, kami juga akan [memasifkan] PLTS [pembangkit listrik tenaga surya] ya, tetapi PLTS dengan battery storage. Nah itu masih next step, tetapi enggak apa-apa, masih ada waktu kok,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, Rabu (20/9/2023).

Untuk mempersiapkan Indonesia dari era ‘kepunahan’ PLTU batu bara menjelang peradaban nol emisi karbon pada 2060, Yudo mengatakan saat ini pemerintah tengah membahas rancangan undang-undang energi baru dan terbarukan (EBT) dengan DPR.

Beleid tersebut diharapkan menjadi ujung tombak dalam ambisi transisi energi Indonesia sebelum 2060. Tidak hanya itu, pemerintah juga akan melakukan pembaruan Kebijakan Energi Nasional (KEN) untuk tata kelola transisi energi.