Logo Bloomberg Technoz

RI Ingin Jadi Raja Baterai EV, tetapi Pangsa Pasarnya Terbatas

Sultan Ibnu Affan
13 September 2023 13:40

Ilustrasi Baterai Litium-ion (Sumber: Kiyoshi Ota/Bloomberg)
Ilustrasi Baterai Litium-ion (Sumber: Kiyoshi Ota/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Ambisi Indonesia menjadi pemasok baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) terbesar di dunia dalam dua dekade ke depan diadang oleh risiko keterbatasan pangsa pasar, baik di dalam maupun luar negeri.

Dari dalam negeri, berdasarkan hasil riset Tim Otomotif BMI –lembaga riset Fitch Solutions, bagian dari Fitch Ratings– Indonesia diproyeksi hanya akan mencapai tingkat penetrasi EV sebesar 1,6% pada 2023 dan menyentuh angka tertinggi sebesar 5,9% pada 2032.

Armada kendaraan listrik di dalam negeri memang akan melonjak, tetapi penetrasi pasarnya tetap berada di bawah 2% dari total armada di Indonesia pada 2032.

Peneliti energi dan tambang dari Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman mengatakan rendahnya adopsi EV di dalam negeri sendiri berbanding terbalik dengan misi pemerintah untuk memacu produksi baterai dan bahkan menjadi hub baterai EV global.

“Ya kita lihat mobil listrik di Indonesia saja baru laku 4.600 unit pada 2022. Total kendaraan listrik baru 29.000 dibandingkan dengan lebih dari 20 juta mobil berbahan bakar fosil. Jadi penetrasi pasarnya masih sangat jauh,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (13/9/2023). 

Mobil listrik NETA V dipamerkan dalam ajang GIIAS di ICE BSD City, Kamis (10/8/2023). (Bloomberg Tehcnoz/ Andrean Kristianto)