Logo Bloomberg Technoz

Gen Z Tercekik Paylater, Terancam Tak Bisa Ambil KPR

Ruisa Khoiriyah
23 August 2023 12:58

Pekerja merenovasi rumah subsidi pemerintah di Kawasan Ciseeng Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/7/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pekerja merenovasi rumah subsidi pemerintah di Kawasan Ciseeng Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/7/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Fenomena terjegalnya pengajuan pinjaman anak muda Gen Z akibat masalah tunggakan utang aplikasi Buy Now Pay Later (Paylater) yang menurunkan skor kredit, penting menjadi perhatian agar tidak berlanjut menggembosi prospek pertumbuhan kredit di masa mendatang. Terutama penyaluran kredit yang membutuhkan anak-anak muda sebagai sasaran pasar utama.

Kala permintaan kredit dari korporasi masih lesu, penyaluran pinjaman di sektor konsumsi seperti kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor juga kredit multiguna, menjadi andalan.

Segmen kredit konsumer itu sebagian besar mengandalkan debitur usia muda yang baru memulai jalur produktivitas finansial. Pasar usia muda berpotensi menggerakkan permintaan kredit sejalan dengan kebutuhan pembelian rumah pertama, kendaraan pribadi hingga tujuan keuangan lain khas pekerja pemula.

Otoritas Jasa Keuangan melansir data, sampai Mei lalu, jumlah kontrak pengguna Paylater di Indonesia mencapai 72,9 juta kontrak, naik hingga 33,5% atau sebanyak 18,2 juta kontrak dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. 

Riset KIC dengan Kredivo, salah satu perusahaan penyedia Paylater, menyebut, pembayaran tunda dengan Paylater menjadi produk utang pertama yang diakses oleh responden dan banyak digunakan untuk berbelanja kebutuhan rutin seperti pembelian pulsa dan paket data internet, selain untuk membayar tagihan dan belanja fashion di e-commerce.