Logo Bloomberg Technoz

Menaruh Asa Lewat Bursa Kerja Saat Pengangguran RI Membludak

Andrean Kristianto
16 July 2025 16:22

Pencari kerja mengantre masuk saat Jakarta Jobfair di GOR Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (16/7/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pencari kerja mengantre masuk saat Jakarta Jobfair di GOR Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (16/7/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kelesuan ekonomi berdampak besar pada makin banyaknya pengangguran dan angkatan kerja yang tak terserap. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kelesuan ekonomi berdampak besar pada makin banyaknya pengangguran dan angkatan kerja yang tak terserap. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Berdasarkan data Sakernas Februari 2025, total jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Berdasarkan data Sakernas Februari 2025, total jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Gelombang PHK juga meningkat di sektor padat karya dan diperkirakan akan terus berlanjut, (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Gelombang PHK juga meningkat di sektor padat karya dan diperkirakan akan terus berlanjut, (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Situasi ketenagakerjaan dalam negeri yang memburuk itu diperkirakan akan terus berlanjut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Situasi ketenagakerjaan dalam negeri yang memburuk itu diperkirakan akan terus berlanjut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

kondisi manufaktur yang terkontraksi dalam tiga bulan beruntun akibat menghadapi lemahnya permintaan domestik dan ancaman perang dagang global.

kondisi manufaktur yang terkontraksi dalam tiga bulan beruntun akibat menghadapi lemahnya permintaan domestik dan ancaman perang dagang global.

Ketersediaan pekerjaan baru didominasi pekerjaan yang kurang berkualitas dengan upah rendah, minim jaminan sosial tenaga kerja dan rentan terkena PHK.

Ketersediaan pekerjaan baru didominasi pekerjaan yang kurang berkualitas dengan upah rendah, minim jaminan sosial tenaga kerja dan rentan terkena PHK.

Pencari kerja mengantre masuk saat Jakarta Jobfair di GOR Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (16/7/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Kelesuan ekonomi berdampak besar pada makin banyaknya pengangguran dan angkatan kerja yang tak terserap. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Berdasarkan data Sakernas Februari 2025, total jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Gelombang PHK juga meningkat di sektor padat karya dan diperkirakan akan terus berlanjut, (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Situasi ketenagakerjaan dalam negeri yang memburuk itu diperkirakan akan terus berlanjut. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
kondisi manufaktur yang terkontraksi dalam tiga bulan beruntun akibat menghadapi lemahnya permintaan domestik dan ancaman perang dagang global.
Ketersediaan pekerjaan baru didominasi pekerjaan yang kurang berkualitas dengan upah rendah, minim jaminan sosial tenaga kerja dan rentan terkena PHK.

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kelesuan ekonomi domestik yang belum kunjung bangkit ke laju seperti era prapandemi, berdampak besar pada makin banyaknya pengangguran dan angkatan kerja yang tak terserap industri dengan pendapatan yang layak.

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2025, total jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang. Sementara setengah pengangguran alias pengangguran terpaksa yang saat ini bekerja kurang dari 35 jam per pekan dan masih mencari pekerjaan tambahan, jumlahnya mencapai 11,67 juta orang.

Alhasil, total sebanyak 18,95 juta orang di Indonesia saat ini tak punya pekerjaan dan masih mencari pekerjaan yang layak. Sebanyak 37,62 juta orang juga masih berstatus pekerja paruh waktu yang kemungkinan besar sulit memperoleh pendapatan yang layak.

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) juga meningkat di sektor padat karya dan diperkirakan akan terus berlanjut, seiring dengan kondisi manufaktur yang terkontraksi dalam tiga bulan beruntun akibat melemahnya permintaan domestik dan ancaman perang dagang global.

(dre/ros)