Logo Bloomberg Technoz

“Sekarang dengan berbagai intervensi, teknologi semacam EOR, kemudian ada pengeboran yang tadinya lurus, sekarang ada horizontal,” kata Bahlil.

Dengan demikian, dia menegaskan, kenaikan lifting minyak bakal mengurangi impor migas Indonesia. 

“Nah kalau lifting ini naik, otomatis kontribusinya kepada negara. Dapat pendapatan negara bagi hasil. Yang kedua, kita mengurangi devisa kita,” ujar dia.

Stop Impor

Sebelumnya, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman menuturkan kementeriannya sudah menyurati operator SPBU swasta untuk berkoordinasi dengan Pertamina ihwal pemenuhan pasokan Solar tahun depan.

“RDMP-nya sudah beroperasi, tapi secara operasionalnya nanti RDMP atau Pertamina membutuhkan persiapan tiga bulan setelah itu sudah stok cukup untuk seluruhnya termasuk swasta,” kata Laode kepada awak media di Kementerian ESDM, Rabu (24/12/2025).

Dengan begitu, Laode menyatakan badan usaha hilir migas swasta tersebut hanya mengajukan kuota impor Solar sampai Maret 2025. Sedangkan sisanya, kata Laode, akan dipenuhi oleh produksi dalam negeri dari kilang Pertamina.

Laode menyatakan, penyetopan impor Solar tersebut tidak memerlukan aturan baru. Nantinya secara otomatis penyetopan impor solar tersebut akan tertuang dalam Sistem Nasional Neraca Komoditas (SINAS-NK).

“Rekomendasinya di kami. Jadi April sudah tidak ada lagi alokasi impor untuk swasta,” lanjut dia.

Laode menyebut, RDMP Balikpapan mulai beroperasi pada Januari 2026 dan membutuhkan waktu penyesuaian produksi selama 3 bulan sebelum dapat menjual hasil olahan migas.

Usai masa sinkronisasi dilakukan, lanjut Laode, salah satu produk migas RDMP Balikpapan yakni Solar akan mulai didistribusikan ke badan usaha hilir migas swasta.

(azr/naw)

No more pages