Logo Bloomberg Technoz

Bahkan, Nastiti menyebut tidak menutup kemungkinan virus tersebut sudah ada di Tanah Air. “Kalau ditanya sekarang sudah ada atau belum? Kemungkinan sudah ada,” ungkapnya. 

Hal ini, menurut dia, berkaitan dengan tingginya jumlah penumpang internasional yang masuk ke Indonesia setiap hari.

Ia menyoroti banyaknya penerbangan dari Amerika Serikat, Eropa, Kanada, hingga negara-negara Asia seperti Malaysia, Singapura, dan China. “Kita melihat saja berapa penumpang yang datang dari Amerika di bandara setiap harinya. Itu dari Amerika, belum dari Eropa, Kanada. Belum lagi dari Malaysia, Singapura, China,” jelasnya.

Di sisi lain, Nastiti menilai penyaringan kesehatan di pintu masuk negara masih terbatas. Ia menyebut pemeriksaan di bandara umumnya hanya berupa pertanyaan terkait demam atau gangguan pernapasan, tanpa pemindaian termal. “Kalau dia tidak jujur mengatakan tidak demam, ya dia akan lolos saja,” ujarnya.

Terkait deteksi virus, Nastiti menjelaskan pemeriksaan di rumah sakit umumnya hanya memastikan jenis influenza, seperti Influenza A atau B, tanpa mengidentifikasi subklade atau variannya. Hal ini karena pemeriksaan tersebut memerlukan fasilitas laboratorium canggih dan pengurutan genom yang tidak sederhana.

Menurutnya, dari sisi klinis, perbedaan varian flu tidak terlalu memengaruhi penanganan pasien. “Apa pun variannya, ini tidak akan mengubah obatnya. Jadi obatnya memang masih sama,” kata Nastiti.

(dec/spt)

No more pages