Logo Bloomberg Technoz

Jadi, IHSG adalah indeks dengan penguatan terbaik ketiga di Asia, hanya kalah dari KOSPI dan VN Index.

Sementara Bursa Saham Asia didominasi zona merah. Hang Seng (Hong Kong), NIKKEI 225 (Jepang), SETI (Thailand), Sensex (India), CSI 300 (China), Shenzhen Comp. (China), PSEI (Filipina), dan juga Straits Times (Singapura) terpangkas masing-masing 0,71%, 0,44%, 0,41%, 0,41%, 0,38%, 0,33%, 0,21%, dan 0,05%.

Salah satu sentimen yang membumbui Bursa Saham Asia dan IHSG hari ini datang dari katalis FOMC (Federal Open Market Committee), Komite Pembuat Kebijakan Moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), investor mencermati FOMC minutes dari pertemuan The Fed pada Desember 2025, yang terbit tepat di penghujung tahun.

Menyitir riset Phillip Sekuritas Indonesia, data pasar tenaga kerja AS yang dirilis oleh ADP dan risalah pertemuan kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve) pada bulan Desember, akan menjadi sorotan utama minggu ini karena Wall Street berupaya memasuki tahun 2026 dengan catatan positif.

Investor turut juga mengamati reli Santa Claus yang biasanya terjadi di lima hari perdagangan pamungkas, dan dua hari pertama hari perdagangan di tahun yang baru.

“Di pasar komoditas, harga emas, perak, dan platinum pada hari Jumat mencapai level tertinggi sepanjang masa karena pelemahan USD dan kekhawatiran geopolitik, dengan AS menyerang target ISIS di Nigeria dan dengan ketegangan di Venezuela yang berkelanjutan,” papar Phillip Sekuritas dalam riset terbarunya, Senin.

Sedang, Phintraco Sekuritas menyebut secara teknikal, indikator Stochastic RSI IHSG membentuk golden cross di area oversold dan terjadi penyempitan negative slope MACD. 

Hal ini juga didukung oleh kenaikan volume beli. IHSG ditutup di atas level MA–5 dan MA–20. 

“Sehingga diperkirakan penguatan IHSG berpotensi berlanjut menguji level resistance di 8.670 – 8.725, selama IHSG bertahan di atas level 8.630,” jelas Phintraco.

(fad/red)

No more pages