Sumber: Riset Bloomberg Technoz, data diolah Senin (29/12/2025)
Berdasarkan data di atas, IHSG lumayan bisa berpuas diri sepanjang 2025. Perbandingannya dengan bursa saham Asia dan juga indeks utama Wall Street sebagai tolok ukur, menunjukkan perbedaan yang lebih baik, di mana Dow Jones Industrial Average mencatatkan kinerja yang cukup ekspansif dengan kenaikan 14,49% sepanjang tahun ini.
Laju indeks saham Tanah Air seiringan dengan sejumlah sentimen yang memulas pergerakan masing-masing sektoralnya, baik itu sentimen global, regional dan juga sentimen yang datang dari dalam negeri.
IHSG melaju lebih baik lantaran perekonomian dalam negeri Indonesia pada tahun 2025 memperlihatkan ketangguhan dan kredibilitas–stabilitas yang solid, buah manis dari disiplin dalam berbagai kebijakan, konsistensi dalam pengelolaan fiskal, serta dorongan besar dalam investasi.
Dengan angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap berada di rentang 5–5,1%, Indonesia tampil sebagai salah satu ekonomi dengan daya tahan yang kuat di regional ASEAN.
Di samping itu, Neraca Pembayaran Indonesia tetap terjaga, didorong oleh ekspor yang terus tumbuh, dengan komoditas unggulan dan produk manufaktur yang dominan. Selain itu, Indonesia juga semakin menguatkan integrasi perdagangan, yang berkontribusi pada surplus perdagangan yang berkelanjutan.
IHSG juga mendapati sentimen yang bullish dari global, The Fed menurunkan suku bunga acuan Federal Funds Rate menjadi 3,5–3,75%.
Ditambah lagi, sada proyeksi dua kali pemangkasan suku bunga tambahan pada 2026 mulai dipertimbangkan. Sinyal dovish tersebut sejatinya mendorong saham–saham emiten rate sensitive, saham bank, menyusul nantinya saham properti, juga saham otomotif, yang dapat memicu peningkatan permintaan konsumsi di masyarakat.
Tekanan Jual Investor Asing
Sepanjang tahun berjalan hingga perdagangan Desember, pemodal investor asing masih mencetak aksi jual bersih (net sell). Berdasarkan Bursa Efek Indonesia, investor asing mencetak jual bersih total mencapai Rp18 triliun.
Beberapa saham blue chip menjadi incaran jual para investor asing. Sepanjang perdagangan saham, di antaranya BBCA, BMRI, BBRI, ADRO, BBNI, BUMI, ICBP, KLBF, SSIA, dan AMRT.
Sedang saham yang banyak diborong oleh pemodal asing di antaranya, TLKM, ASII, BRMS, ANTM, BREN, AMMN, AADI, UNTR, BRIS, dan FILM.
(fad/aji)




























