“Kemitraan ini juga menandai perluasan portofolio Arsari Group ke sektor infrastruktur digital, dengan keyakinan bahwa konektivitas kini sama fundamentalnya bagi ketahanan ekonomi seperti halnya energi dan logistik fisik,” tutur Aryo.
FiberCo. jadi bagian dari usaha mereka dalam memonetisasi aset infrastruktur dengan orientasi eksposur jangka panjang terhadap pertumbuhan bisnis serat optik nasional.
Kemitraan tiga pihak juga sebagai bagian dari upaya mengembangkan infrastruktur digital Indonesia melalui sebuah platform infrastruktur digital berbasis serat optik yang independen atau akses terbuka atau open-access, berbekal aset fiber optik milik Indosat.
CEO Indosat (ISAT) Vikram Sinha menambahkan bahwa kemitraan mengimplementasikan pendekatan asset-light untuk membuka nilai asetnya seraya mempertahankan kendali operasional. Ia menambahkan bahwa FiberCo akan berperan sebagai pemain infrastruktur kecerdasan buatan atau AI yang berbeda, sekaligus menjadi katalis bagi kemajuan Indonesia sebagai bangsa digital.
Perseroan percaya bahwa JV menjadi langkah strategis “bagi pertumbuhan bisnis Indosat di masa yang akan datang, dengan menggunakan dana hasil transaksi untuk pengembangan jaringan 5G serta memperkuat fondasi AI Indosat.”
(red)































