Saham teknologi yang menjadi pemberat indeks sepanjang perdagangan hari ini adalah saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) drop 9,18%. Selain itu pelemahan juga terjadi pada saham PT Bukalapak Tbk (BUKA) ambles 3,53% point–to–point.
Senada, saham LQ45 juga melemah harganya hingga menekan IHSG, saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) ambles 7,24%, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) terpeleset 3,57%, dan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) jatuh 2,95%.
Tren negatif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat pelemahan 2,94%, saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melemah 2,12%. Juga saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) drop 1,5%.
Bursa Saham Asia bergerak bervariasi pada hari ini. Indeks CSI 300 China menguat 1,83%, Shenzhen Comp. China terbang 1,68%, Shanghai melesat 1,19%, sedang, KOSDAQ melemah 0,55%, FTSE Malaysia KLCI tertekan 0,42%, SETI Thailand turun 0,3%, Strait Times Singapore merah 0,09%, dan TOPIX terdepresiasi 0,03%.
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan
Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Desember 2025. Satu yang ditunggu tentu pengumuman suku bunga acuan BI Rate. Pengampu kebijakan moneter ini memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) tetap di level 4,75% dalam hasil RDG.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, dengan tetap memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini.
“RDG BI pada 16-17 Desember 2025 memutuskan untuk menahan BI Rate sebesar 4,75%, suku bunga Deposit Facility 3,75% dan suku bunga lending facility 5,5%,” papar Perry dalam Konferensi Pers RDG BI Desember 2025, Rabu.
Hasil ini sesuai dengan ekspektasi pasar. Konsensus yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median proyeksi BI Rate tetap di 4,75%.
Di antara yang memperkirakan BI Rate bertahan di 4,75% adalah Ekonom Bloomberg Intelligence Tamara Mast Henderson. Dalam hemat Henderson, BI perlu menyeimbangkan antara kebutuhan stabilisasi rupiah dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“BI juga terus mendorong penurunan suku bunga yang sudah dilakukan berkali-kali sebelumnya bisa ditransmisikan ke suku bunga kredit perbankan. Dengan demikian, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Henderson.
Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan ekonomi 2025 akan berada dalam rentang 4,7% – 5,5%, dengan proyeksi ekonomi Kuartal IV–2025 lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, pertumbuhan ekonomi pada tahun depan akan kembali meningkat lebih laju, mencapai 4,9% – 5,7%.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik dan perlu terus didorong agar sesuai dengan kapasitas perekonomian. Dalam hal ini, konsumsi rumah tangga Kuartal IV–2025 membaik didukung oleh belanja sosial pemerintah, serta keyakinan rumah tangga terhadap kondisi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja yang terus meningkat.
MNC Sekuritas dalam riset Flash Notesnya menyebut, BI kembali menahan suku bunga untuk ketiga kali berturut–turut menegaskan kehati–hatian pasca pemangkasan total 125 bps tahun ini, serta menjaga spread 100 bps dengan FFR.
“Kami melihat fokus BI tetap pada stabilitas nilai tukar tetap dominan di tengah outflows asing yang masih berlanjut, dengan rupiah yang melemah -0,20% MTD. Tekanan global dalam jangka pendek relatif mereda, namun risiko fiskal domestik meningkat, sehingga ruang manuver kebijakan moneter dijaga lebih hati-hati,” jelas MNC Sekuritas dalam riset terbarunya.
Ke depan, lanjut riset tersebut, MNC melihat peluang untuk pemangkasan lanjutan 25-50 bps pada 2026, dengan syarat stabilitas rupiah dan kredibilitas kebijakan fiskal tetap konsisten.
(fad)

































