Logo Bloomberg Technoz

Ia menambahkan, anak yang tidak mampu mengikuti kegiatan belajar seperti teman-temannya berisiko mengalami keterasingan secara sosial. 

Ketika anak merasa tersisih dari kelompoknya, kondisi tersebut dapat berdampak pada emosinya dan membuat anak merasa berbeda dari teman sebaya.

Akibatnya, anak justru bisa semakin tertinggal dalam proses pembelajaran. Hambatan ini tidak hanya berdampak pada kemampuan akademik, tetapi juga pada kepercayaan diri dan kenyamanan anak berada di lingkungan sekolah.

Dr. Hesti juga mengungkapkan bahwa berdasarkan sejumlah jurnal, kondisi anak yang terlihat kurang fokus atau cenderung hiperaktif tidak selalu berarti gangguan perilaku. Bisa jadi, hal tersebut muncul karena anak belum mampu mengikuti tuntutan belajar yang setara dengan teman-temannya.

“Ketika anak merasa tidak mampu seperti teman-temannya, respons yang muncul bisa berupa kurang fokus atau perilaku yang tampak hiperaktif,” jelasnya.

Lebih jauh, anak yang terus mengalami kesulitan dan tekanan di sekolah berpotensi kehilangan minat belajar. Bahkan, tidak menutup kemungkinan anak menjadi enggan atau malas masuk sekolah karena merasa tidak nyaman dan gagal beradaptasi.

Oleh karena itu, IDAI menekankan pentingnya orang tua dan pendidik untuk memastikan kesiapan anak secara menyeluruh sebelum memasuki jenjang sekolah. Kesiapan yang matang diharapkan dapat membantu anak mengikuti proses belajar dengan optimal, merasa diterima di lingkungan sekolah, serta tumbuh secara sehat baik secara akademik maupun emosional.

(dec/spt)

No more pages