"Kami memberlakukan tindakan ini terutama untuk menghentikan penggunaan kapal-kapal berbendera Thailand untuk mengangkut bahan bakar dan senjata lain yang mungkin digunakan untuk membantu pasukan Kamboja," imbuh juru bicara pertahanan Surasant Kongsiri.
Langkah Thailand ini bertujuan untuk melumpuhkan kemampuan militer Kamboja saat pertempuran memasuki hari kesembilan di sepanjang perbatasan yang disengketakan sepanjang 800 km.
Akhir pekan lalu, Angkatan Udara Thailand mengerahkan jet tempur untuk mengebom gedung kasino yang diklaim digunakan sebagai pangkalan militer dan dua jembatan yang diyakini digunakan untuk mengangkut senjata dan pasukan tambahan.
Sementara itu, Kamboja menuduh Thailand menggunakan jet tempur untuk menjatuhkan dua bom di dekat kamp pengungsi di Provinsi Siem Reap pada Senin pagi.
Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul berjanji akan melakukan aksi militer hingga "kami tidak lagi merasakan bahaya dan ancaman terhadap tanah dan rakyat kami."
Dia menegaskan bahwa ia belum membuat kesepakatan gencatan senjata baru, meski Presiden AS Donald Trump dan PM Malaysia Anwar Ibrahim pada akhir pekan berupaya memediasi gencatan senjata.
Lebih dari 20 orang tewas, termasuk 16 tentara Thailand dan 12 warga sipil Kamboja, serta lebih dari setengah juta orang terpaksa mengungsi akibat gelombang kekerasan terbaru sejak 7 Desember. Kamboja belum mengungkap korban jiwa di pihak militernya.
Ini merupakan eskalasi paling serius sejak lima hari pertempuran sengit pada Juli, yang dihentikan oleh kesepakatan gencatan senjata yang difasilitasi Trump, yang mengancam akan menghentikan perundingan dagang dengan kedua negara.
Konflik baru ini juga menggagalkan "Perjanjian Perdamaian Kuala Lumpur" yang ditandatangani oleh pemimpin Thailand dan Kamboja dalam KTT regional di Malaysia pada Oktober lalu.
(bbn)
































