Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang pada 2024 mencapai 6,03% dan meningkat pada 2025, dengan pertumbuhan triwulan III 2025 tercatat 8,52% secara tahunan (yoy), didorong terutama oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang kuat.
Sementara, Kabupaten Kendal juga menunjukkan kinerja ekonomi yang sangat kuat. Pada triwulan III 2025, perekonomian Kabupaten Kendal tumbuh 8,84% (yoy), tertinggi di Provinsi Jawa Tengah, didorong oleh aktivitas industri dan investasi di kawasan industri dan KEK.
Capaian ini mengindikasikan adanya penguatan ekosistem industri regional, termasuk spillover effect antarwilayah di koridor Batang-Kendal-Semarang. Selain mendorong pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja, pengembangan KEK juga, kata Airlangga berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas ekonomi daerah.
Dengan pengalaman Kabupaten Batang dan Kendal, ke depan pemerintah berpandang hal ini dapat menjadi model pengembangan KEK di daerah lain, khususnya dalam menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar wilayah metropolitan.
Melalui penguatan konektivitas, kepastian regulasi, kesiapan sumber daya manusia, serta keterkaitan dengan UMKM dan ekonomi lokal akan menjadi kunci agar manfaat KEK dapat dirasakan lebih luas dan inklusif.
"Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan terus mengoordinasikan kebijakan lintas Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk memastikan KEK berfungsi optimal sebagai instrumen percepatan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pembangunan ekonomi nasional," pungkas Airlangga.
(red)




























