Dilaporkan Bloomberg News, perwakilan dagang AS Jamieson Greer dijadwalkan akan berbicara dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto pekan ini untuk menyelamatkan kerangka kerja perdagangan yang terancam batal.
Financial Times melaporkan bahwa Greer berencana berbicara dengan Airlangga guna menghidupkan kembali kesepakatan yang dicapai pada Juli yang mengurangi tarif AS atas barang-barang Indonesia dari 32% menjadi 19% dengan imbalan sejumlah konsesi.
Namun, pejabat AS kini menganggap RI melanggar kesepakatan untuk menghapus hambatan nontarif pada ekspor industri dan pertanian AS, serta masalah perdagangan digital. Kedua belah pihak juga berselisih mengenai upaya AS untuk memasukkan klausul yang dianggap Indonesia sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan ekonominya.
Perwakilan Gedung Putih dan Perwakilan Dagang AS belum menjawab pertanyaan yang dikirim pada Selasa malam untuk mengonfirmasi laporan FT. Greer telah menolak berkomentar.
Berdasarkan kesepakatan yang diumumkan pada Juli, Indonesia mengumumkan rencana akan membeli produk AS senilai US$19 miliar, terutama 50 pesawat Boeing Co, dan menghapus bea masuk atas impor dari AS. RI juga setuju untuk menghapus beberapa persyaratan pada produk, termasuk kandungan lokal, yang sebelumnya mempersulit penjualan produk AS di negara ini.
Pada saat itu Presiden Donald Trump mengaku telah berbicara langsung dengan Presiden Prabowo Subianto untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut.
Namun, karena Trump bergerak lebih dulu mengurangi tarif, menurut sumber yang mengetahui rencana pemerintah RI, mereka merasa tidak ada urgensi untuk menuntaskan kesepakatan atau bergerak cepat memenuhi komitmen dan sengaja menunda memberi konsesi.
Sejak itu, Trump mengumumkan serangkaian kerangka kerja perdagangan dengan Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Malaysia, yang berisi kesepakatan serupa untuk mengurangi hambatan tarif, termasuk pada produk industri dan pertanian.
Meski Presiden AS dengan antusias menyetujui pakta perdagangan secara luas—dan dengan cepat menyesuaikan tarif—negosiasi lebih lanjut mengenai ketentuan spesifik berulang kali terbukti berlarut-larut dan sulit dicapai.
Pada Selasa malam, Greer mengatakan kepada panel kongres bahwa ia berharap akan menandatangani lebih banyak kesepakatan dagang dalam beberapa pekan mendatang. Mitra dagang global AS masih menunggu keputusan Mahkamah Agung mengenai legalitas wewenang darurat di balik tarif tinggi Presiden Donald Trump.
Greer tidak menyebutkan negara mana saja yang akan dimasukkan dalam kesepakatan dagang mendatang.
(ain)
































