Logo Bloomberg Technoz

Pada saat yang sama, mereka memanfaatkan keahlian teknologi dari China untuk bergerak lebih cepat dengan biaya lebih efisien. Renault, misalnya, memanfaatkan pusat R&D Shanghai untuk mengembangkan Twingo listrik yang akan tersedia dengan harga di bawah 20.000 euro (sekitar Rp390 juta dengan asumsi 1 euro sama dengan Rp19.526) pada musim panas mendatang.

Bagi Ford, langkah ini dapat menandai pengurangan lebih lanjut jejak produksi perusahaan di Eropa, di tengah pemangkasan output dan tenaga kerja di kawasan yang selama ini tertinggal dibandingkan bisnisnya di Amerika Utara.

Di pabrik Cologne, Jerman, tempat Ford memproduksi EV berbasis platform Volkswagen AG, perusahaan melepas ratusan pekerja dan berencana mengoperasikan satu lini produksi saja mulai 2026, dari sebelumnya dua lini, seperti diumumkan pada September. Ford juga telah menghentikan produksi mobil di pabrik Jerman lainnya di Saarlouis.

Sebagai gantinya, Ford semakin mengandalkan kemitraan untuk berbagi biaya dan produksi bagi apa yang mereka sebut sebagai “serangan produk baru” di Eropa. Farley menyatakan Ford tidak akan lagi menjadi produsen dengan lini lengkap seperti sebelumnya, melainkan hanya fokus pada kategori kendaraan yang memberikan keunggulan kompetitif. “Kami akan sangat selektif dalam memilih area kompetisi,” katanya.

Produsen mobil kini meninjau ulang strategi EV setelah upaya awal mereka tersendat akibat kurangnya infrastruktur pengisian daya dan model yang terlalu mahal. Setelah lobi industri yang intens, Uni Eropa mungkin akan menunda pelaksanaan larangan de facto penjualan mobil mesin pembakaran mulai 2035, karena peralihan ke EV berjalan lebih lambat dari perkiraan. Pembaruan dari Brussel diperkirakan hadir akhir bulan ini.

“Pendekatan regulasi yang bersifat ‘wajibkan dan mereka akan membeli’ telah gagal,” kata Farley dalam kolom di Financial Times, Senin. Di saat yang sama, “kami menghadapi banjir impor EV bersubsidi dari China yang secara struktural dirancang untuk menekan biaya tenaga kerja dan manufaktur Eropa.”

Sementara itu, produsen mobil mencoba memperbaiki kesalahan dengan menawarkan EV yang lebih murah. Stellantis NV pada November meningkatkan produksi Citroën karena permintaan kuat untuk city car C3 yang terjangkau. VW juga menyiapkan EV berbiaya rendah termasuk ID. Polo, yang diperkirakan dijual di bawah 25.000 euro ketika meluncur tahun depan.

Selain kolaborasi EV, Ford dan Renault juga berniat bekerja sama dalam pengembangan dan produksi van untuk kedua merek.

“Tidak ada pilihan lain selain berbagi sumber daya,” kata CEO Renault François Provost dalam pengarahan yang sama, seraya menambahkan bahwa pasar kendaraan komersial ringan Eropa merupakan segmen inti bagi kedua perusahaan.

(bbn)

No more pages