"Pertumbuhan kredit rumah kita di Jawa Barat naiknya signifikan. Kita kenceng banget di program 3 juta rumah melalui program FLPP maupun program-program dari sisi pengusaha yang bergerak di bidang pembangunan rumah," ujarnya.
Dukungan kredit tersebut mencakup pembiayaan dari sisi penyediaan rumah (supply) maupun dari sisi permintaan (demand). Ia menjelaskan untuk pembiayaan kepada pengembang, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit kepada dua debitur sebesar Rp6 miliar.
Sementara itu, Nila menyampaikan untuk pembiayaan KPR rumah subsidi bagi masyarakat, realisasinya telah mencapai Rp163 miliar untuk 1.049 debitur.
Selain itu, Ia mengatakan Bank Mandiri juga tengah memproses penyaluran Kredit Industri Padat Karya (KIPK), program pembiayaan pemerintah di bawah Kementerian Perindustrian yang ditujukan untuk mendorong pertumbuhan sektor industri padat karya.
Nila mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima permintaan dukungan dari Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) terkait pembiayaan KIPK, dengan potensi penyaluran hingga sekitar Rp17 triliun.
"Kemarin saya juga ditelepon oleh pak Setneg, bahwa ada lagi program baru, namanya KIPK, Kredit Industri Padat Karya. Itu juga program subsidi yang potensinya sangat besar di Jawa Barat ini juga. Ketua divisinya bilang ada potensi sekitar Rp17 triliun untuk bisa dibiayai," jelasnya.
Program KIPK direncanakan mulai terkoneksi secara host-to-host antara sistem Bank Mandiri dan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) Kementerian Keuangan pada minggu ketiga Desember 2025.
(ain)
































