Komdigi melaporkan bahwa pemulihan jaringan seluler menunjukkan progres signifikan terutama di Sumatra Barat dan Sumatra Utara. Pada Senin (1/12), lebih dari 2.800 menara telekomunikasi dilaporkan mengalami gangguan, dengan Aceh menjadi wilayah terdampak paling parah akibat padamnya pasokan listrik.
Sumatra Barat telah memulihkan 95 persen jaringan selulernya, sementara Sumatra Utara mencapai 90 persen. Di Aceh, layanan baru pulih sekitar 40 persen karena 60 persen menara masih tidak beroperasi. Pemerintah menargetkan percepatan pemulihan Aceh dalam empat hari ke depan, bersamaan dengan perbaikan jaringan listrik oleh PLN. TNI juga dilibatkan untuk mengirimkan material perbaikan ke lokasi terisolasi.
Di sisi operator, Telkomsel mencatat pemulihan 79,7 persen jaringan internet tetap IndiHome dan 76,5 persen layanan seluler. Total 346 personel teknis dikerahkan bersama puluhan genset, perangkat alternatif, dan BTS mobile untuk mengatasi titik-titik dengan gangguan terparah. Pengalihan rute backbone dan transmisi juga dilakukan untuk mendukung stabilitas jaringan.
Rincian per provinsi menunjukkan tingkat pemulihan yang sangat timpang antara Aceh dan dua wilayah lainnya. Sumatra Utara telah memulihkan lebih dari 4.000 site jaringan, sementara Sumatra Barat mencatat lebih dari 1.000 site kembali aktif. Sementara itu, Aceh baru memulihkan 36 persen site di tengah kerusakan luas yang terjadi akibat banjir dan longsor.
Dampak Bencana dan Langkah Mitigasi Berkelanjutan
Banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi besar di Sumatra menimbulkan kerusakan luas pada infrastruktur komunikasi, energi, transportasi, dan permukiman. Ribuan rumah terendam, jaringan listrik putus, dan akses ke desa-desa pegunungan terisolasi. Karena itulah layanan komunikasi darurat menjadi elemen vital dalam proses evakuasi dan distribusi bantuan.
Operasional posko Telkomsel tidak hanya mendukung komunikasi masyarakat, tetapi juga menjadi pusat koordinasi teknis pemulihan jaringan. Penggantian kartu dan modem tanpa biaya mempermudah masyarakat yang kehilangan perangkat akibat musibah, sementara layanan komunikasi gratis membantu keluarga melacak anggota keluarga yang terpisah saat evakuasi.
Di sisi pemerintah, Komdigi terus memantau progres pemulihan jaringan seluruh operator dan memastikan kebutuhan logistik teknis dipenuhi dengan cepat. Pemerintah juga mendorong operator agar menempatkan BTS mobile lebih dekat ke area padat pengungsi untuk memastikan akses internet dapat digunakan untuk layanan darurat, edukasi, maupun informasi publik.
Pemerintah menegaskan bahwa fungsi komunikasi menjadi prioritas penting dalam setiap operasi tanggap bencana, karena informasi menjadi kebutuhan dasar di tengah situasi krisis. Kolaborasi multi-stakeholder menjadi kunci agar pemulihan berjalan merata dan cepat di seluruh wilayah terdampak.
Upaya Telkomsel untuk Menjaga Konektivitas
Selain pemulihan jaringan utama, Telkomsel juga menjalankan langkah teknis alternatif. Penggunaan genset tambahan memungkinkan menara BTS beroperasi meski listrik PLN padam. Perangkat alternatif dipasang untuk menggantikan perangkat jaringan yang rusak atau terendam banjir. Sementara itu, BTS mobile ditempatkan di sejumlah lokasi prioritas seperti pusat pengungsian, posko bencana, dan jalur evakuasi.
Pendekatan ini memastikan layanan suara, SMS, dan data tetap tersedia dengan tingkat stabilitas yang cukup baik. Telkomsel menyebut layanan online seperti edukasi jarak jauh, laporan pengungsian, dan koordinasi penyaluran bantuan sangat bergantung pada keberlangsungan jaringan.
Koordinasi dengan berbagai pihak memastikan proses pemulihan tidak terhambat oleh kondisi lapangan. Akses jalan yang terputus, jembatan roboh, dan area yang tidak bisa dilewati kendaraan memaksa teknisi menggunakan perahu ataupun transportasi udara untuk mencapai titik gangguan. Di beberapa wilayah, material perbaikan dikirim menggunakan helikopter TNI.
Di tengah situasi tersebut, Telkomsel menegaskan bahwa keselamatan masyarakat dan kelangsungan layanan adalah prioritas utama. Operator memastikan komunikasi tetap berjalan untuk mendukung operasi penyelamatan dan pemulihan sosial ekonomi masyarakat.
Pentingnya Komunikasi dalam Penanganan Bencana
Ketersediaan layanan telekomunikasi menjadi penopang utama berbagai proses tanggap darurat. Informasi mengenai ketersediaan makanan, layanan medis, lokasi evakuasi, hingga kondisi keluarga sangat bergantung pada komunikasi yang stabil. Karena itu, upaya pemulihan jaringan menjadi salah satu indikator penting dalam pengukuran kesiapan dan respons pemerintah serta operator.
Dengan program Paket Siaga Peduli Sumatra serta posko layanan yang tersebar luas, Telkomsel memastikan masyarakat tidak dibebankan biaya di tengah situasi darurat. Dukungan berupa internet gratis, telepon, dan SMS memberikan akses vital bagi keluarga yang ingin menghubungi kerabat maupun layanan darurat.
Pemulihan yang sudah mencapai lebih dari 76 persen menunjukkan kemajuan signifikan, namun Aceh masih menjadi prioritas utama mengingat kerusakan paling parah terjadi di provinsi tersebut. Pemerintah berharap pemulihan penuh dapat dicapai seiring pulihnya pasokan listrik.
(seo)

































