Kenaikan harga DADA berlangsung ekstrem. Di awal tahun, saham ini berada di bawah Rp10 per saham. Namun dalam beberapa bulan saja, harganya menembus Rp240 pada 10 Oktober 2025, setara kenaikan sekitar 525% secara year-to-date (ytd).
Setelah reli tersebut mereda, harga saham DADA terjun bebas dan kini kembali ke level Rp50/saham dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp371,58 miliar.
Di tengah kenaikan harga yang spektakuler itu, PT Karya Permata Inovasi Indonesia (KPII) tercatat melepas 2,14 miliar saham pada 10 Oktober 2025, saat harga DADA berada pada level tertingginya.
Dengan asumsi harga penutupan Rp152 pada hari tersebut, KPII diperkirakan mengantongi dana sekitar Rp326,04 miliar. Setelah beberapa kali divestasi, porsi kepemilikan KPII menyusut menjadi 29,6% per 23 Oktober 2025, dari sebelumnya 69,58% sejak sebelum IPO.
Manajemen DADA menyatakan penjualan saham tersebut merupakan bagian dari strategi keuangan KPII untuk memenuhi kewajiban perbankan, menyediakan working capital support, dan membantu pengembangan proyek rumah tapak.
Secara hukum, manajemen mengakui hasil penjualan saham memang masuk ke pemegang saham, bukan ke kas Perseroan. Namun KPII disebut tetap memiliki komitmen dukungan keuangan terhadap operasional DADA melalui perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
"Bahwa hasil penjualan saham dimaksud digunakan untuk pemenuhan kewajiban kepada pihak perbankan, penyediaan working capital support Apple 3, dan pengembangan proyek rumah tapak ditujukan untuk menjelaskan bahwa KPII, selaku pemegang saham pengendali, tetap berkomitmen dalam memberikan dukungan terhadap kegiatan usaha Perseroan," kata Manajemen dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (18/11/2025).
Sementara itu, ledakan harga DADA diikuti ledakan jumlah pemegang saham. Per 31 Oktober 2025, jumlah investor DADA melonjak 50.121 menjadi total 71.159 investor di mana mayoritas adalah ritel.
Komposisi kepemilikan saat ini terdiri dari masyarakat 69,93%, KPII 29,6%, dan Komisaris Tjandra Tjokrodiponto sekitar 0,47%.
Di tengah ramai naik-turunnya harga saham DADA, muncul informasi baru mengenai lokasi kantor PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) yang beredar di media sosial.
Akun Instagram @parakontrarian membagikan temuan bahwa alamat perusahaan yang tercantum di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) merujuk pada sebuah warung kelontong.
Penelusuran lanjutan melalui koordinat yang dibagikan akun tersebut menunjukkan bahwa titik lokasi sesuai alamat resmi perusahaan memang berada pada bangunan yang berfungsi sebagai toko kelontong. Tampilan di Google Street View juga memperlihatkan bahwa titik tersebut berada di deretan warung kelontong pada sebuah jalan kecil.
Sementara itu, pemeriksaan lebih jauh oleh Bloomberg Technoz menemukan bahwa pada lokasi yang sama terdapat Dave Apartment, yang menggunakan alamat identik dengan alamat resmi DADA di BEI. Hingga saat ini, belum ada penjelasan dari pihak manajemen mengenai perbedaan antara kondisi fisik bangunan dan alamat kantor operasional yang tertera dalam dokumen bursa.
(dhf)



























