“Dalam hal ini, peluang ekspor juga perlu dikaji. Banyak perusahaan pertambangan yang kualitas batu baranya tidak bisa diserap oleh pengguna,” tegas dia.
Opsi untuk memperbesar porsi DMO itu muncul selepas Bahlil mendapat laporan dari anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi Gerindra Ramson Siagian.
Menurut Ramson, sejumlah perusahaan tambang batu bara belakangan tidak memenuhi kewajiban DMO 25% seperti yang diamanatkan pemerintah.
Sementara itu, Bahlil mengatakan, mendapat laporan yang sama ihwal sejumlah pelaku usaha yang tidak taat terhadap aturan DMO tersebut. Hanya saja, dia tidak menerangkan lebih detail terkait dengan isi laporan tersebut.
Adapun, aturan terbaru soal DMO batu bara termaktub dalam Peraturan Pemerintah (PP) 39 Tahun 2025 yang merupakan peraturan turunan dari UU No 2 Tahun 2025 tentang Minerba.
Dalam beleid tersebut, pemerintah menegaskan kewajiban pasok batu bara ke BUMN yang mengelola sektor ketenagalistrikan, energi, pupuk, dan industri strategis nasional.
Bahlil mengatakan, Peraturan Menteri (Permen) ESDM yang menjadi aturan pelaksana dari PP tersebut sudah selesai diharmonisasi dan akan segera diterbitkan.
Adapun, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Ditjen Minerba ESDM Surya Herjuna mengakui batu bara Indonesia masih kurang kompetitif jika dibandingkan dengan negara produsen batu bara lainnya.
Penyebabnya, ekspor batu bara Indonesia masih didominasi jenis kalori rendah, sementara permintaan dari negara konsumen lebih banyak batu bara berkalori tinggi.
Dia menjelaskan menjelaskan cadangan batu bara Indonesia mencapai 31 miliar, sedangkan potensi batu bara Indonesia mencapai 93 miliar ton.
Akan tetapi, Surya menyatakan sekitar 73% cadangan batu bara Indonesia merupakan batu bara kalori rendah. Selanjutnya, hanya 5% yang merupakan kalori tinggi dan 8% sisanya merupakan batu bara kalori menengah.
“Artinya sebenarnya keterdapatan kita untuk menguasai pasar-pasar Asia apapun dunia itu sebenarnya dari segi resources kita itu tidak terlalu kompetitif sebenarnya,” kata Surya di acara Coalindo Coal Conference 2025, Rabu (5/11/2025).
Surya menyatakan pemerintah sedang berupaya mengoptimalkan sumber daya batu bara yang dimiliki agar dapat bersaing di pasar internasional.
Termasuk dengan menata kebutuhan batu bara untuk pembangkit dalam negeri yang membutuhkan batu bara kalori menengah hingga tinggi.
“Jadi ini rebutan, kita sudah butuh kalori tinggi, tetapi di pasar dunia juga kalori menengah kalori tinggi itu sangat kayak kita, walaupun kalori rendah juga sekarang banyak diminta oleh pasar,” ucap Surya,
Kementerian ESDM mencatat total produksi batu bara Indonesia sepanjang 2024 mencapai 836 juta ton, setara 117% atau melampaui target yang dicanangkan sebesar 710 juta ton.
Dari total tersebut, sebanyak 233 juta ton dinantaranya ditujukan untuk kebutuhan dalam negeri atau DMO, yang juga melebihi target DMO sebesar 220 juta ton.
Di sisi lain, ekspor batu bara tercatat mencapai 555 juta ton, yang juga meningkat dibandingkan dengan realisasi 2023 sebesar 518 juta ton. Sementara itu, 48 juta ton di antaranya menjadi stok domestik.
Untuk 2025, Kementerian ESDM menetapkan target produksi batu bara sebanyak 735 juta ton.
Sementara itu, sepanjang Januari—September 2024 ESDM mencatat produksi batu bara Indonesia mencapai 585 juta ton atau terkontraksi 7,47% secara tahunan.
(azr/wdh)

































