Program MBG Dorong Permintaan Domestik dan Perkuat Ekonomi RI
Redaksi
05 November 2025 18:29

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berhasil menunjukkan dampak positif terhadap kinerja ekonomi nasional pada triwulan III 2025. Kebijakan ini tidak hanya membantu menjaga daya beli masyarakat, tetapi juga memperkuat permintaan domestik, memperluas rantai pasok pangan, dan mendorong pertumbuhan di sektor pertanian serta industri makanan-minuman.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh Edy Mahmud menegaskan bahwa kebijakan fiskal pemerintah, termasuk implementasi MBG, memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. “Kebijakan fiskal pemerintah dalam memastikan efektivitas belanja, khususnya melalui implementasi Program Makan Bergizi Gratis, turut menopang kinerja ekonomi pada triwulan III 2025,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/11).
Sektor Pertanian Tumbuh Pesat
Berdasarkan data BPS, sektor pertanian mencatat pertumbuhan 6,51 persen, didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap daging ayam dan telur ayam ras. Perluasan distribusi makanan bergizi di berbagai daerah melalui program MBG menjadi faktor penting di balik peningkatan ini. Sub-sektor tanaman pangan juga tumbuh signifikan sebesar 9,94 persen, berkat produktivitas yang meningkat dan luas panen padi yang lebih besar.
Kondisi ini memastikan ketersediaan pangan pokok yang stabil, terutama beras, sebagai bagian penting dari pelaksanaan program makan bergizi. Pemerintah menilai bahwa keberhasilan di sektor pertanian bukan hanya soal peningkatan produksi, tetapi juga penguatan rantai pasok dari petani hingga konsumen akhir.
Program MBG juga dianggap berhasil menciptakan keseimbangan antara kebijakan sosial dan ekonomi. Dengan memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi, daya beli meningkat dan aktivitas ekonomi di daerah turut terdorong.
Industri Makanan dan Minuman Terimbas Positif
Efek berganda dari program ini terlihat nyata pada sektor industri pengolahan makanan dan minuman yang tumbuh 6,49 persen. Peningkatan ini didorong oleh naiknya produksi bahan pangan olahan, terutama yang terkait dengan menu bergizi seperti produk ayam, telur, dan susu.
Sementara itu, konsumsi rumah tangga sebagai komponen terbesar dalam struktur ekonomi Indonesia juga mengalami pertumbuhan 4,89 persen, dengan kontribusi mencapai 53,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). “Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor utama pertumbuhan dengan kontribusi 2,54 persen terhadap PDB,” jelas Edy.
Kondisi ini memperlihatkan bagaimana belanja pemerintah melalui MBG mampu memperkuat daya dorong konsumsi rumah tangga, sekaligus menjaga kestabilan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Selain mendorong sektor riil, pertumbuhan ekonomi juga disokong oleh peningkatan aktivitas digital. BPS mencatat transaksi e-commerce naik 6,19 persen secara kuartalan, seiring dengan meluasnya penggunaan platform daring oleh pelaku usaha pangan dan UMKM.
Digitalisasi mempercepat distribusi bahan pangan bergizi ke berbagai daerah, terutama wilayah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau. Pemerintah menilai tren ini sejalan dengan strategi inklusif untuk memastikan akses pangan yang merata di seluruh Indonesia.
Melalui kolaborasi dengan sektor swasta dan pelaku digital, program MBG membuka peluang baru bagi rantai pasok pangan nasional untuk beradaptasi dengan model ekonomi berbasis teknologi.
Serapan Tenaga Kerja dan Stabilitas Harga
Dampak positif MBG juga terlihat pada penyerapan tenaga kerja. Hingga Agustus 2025, jumlah penduduk yang bekerja bertambah 1,90 juta orang, sementara tingkat pengangguran terbuka menurun menjadi 4,85 persen. “Ini sejalan dengan fokus pemerintah memperkuat ketahanan pangan dan mendukung Program Makan Bergizi Gratis,” tegas Edy.
Peningkatan penyerapan tenaga kerja banyak terjadi di sektor pertanian dan industri makanan-minuman. Dua sektor ini menjadi tulang punggung penciptaan lapangan kerja baru, sekaligus memperkuat basis ekonomi di daerah.
Di sisi lain, stabilitas harga pangan tetap terjaga berkat sinergi kebijakan fiskal dan moneter. Pemerintah terus mengendalikan inflasi melalui pengawasan rantai pasok dan intervensi harga bila diperlukan.
Program Makan Bergizi Gratis kini dipandang sebagai kebijakan strategis yang memiliki dampak ekonomi berlapis. Tidak hanya memperbaiki gizi masyarakat dan mendukung pendidikan anak-anak, tetapi juga memperkuat struktur ekonomi nasional melalui sektor pangan, industri, dan tenaga kerja.
Dengan kontribusi besar terhadap pertumbuhan pertanian, industri pengolahan, serta konsumsi rumah tangga, MBG menjadi instrumen penting untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.
Pemerintah berkomitmen melanjutkan program ini secara berkelanjutan agar manfaatnya menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, Program Makan Bergizi Gratis bukan hanya menjadi simbol keadilan sosial, tetapi juga fondasi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.































