Menurut keterangan resmi emiten tambang berkode FCX di New York Stock Exchange (NYSE) itu, insiden longsoran lumpur bijih atau wet muck membuat infrastruktur pendukung produksi di GBC rusak.
Menurut laporan Freeport-McMoRan Inc, badan bijih GBC mewakili 50% dari cadangan terbukti dan terduga PTFI per 31 Desember 2024, serta sekitar 70% dari proyeksi produksi tembaga dan emas hingga 2029.
"Produksinya terganggu akibat kolaps tambang Freeport. Ini yang men-drive, salah satunya. yang mengerek harga emas naik all time high, karena supply dan demand-nya tidak berimbang," tutur Airlangga.
Adapun, Bullion Bank sendiri sebelumnya resmi dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto pada 26 Februari lalu lewat BUMN PT Pegadaian (Persero) dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Peluncuran tersebut menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat hilirisasi sumber daya emas nasional, menjaga agar proses dari penambangan, pemurnian, penyimpanan hingga perdagangan/logam mulia tetap sebanyak mungkin“di dalam negeri.
(ibn/roy)






























