Logo Bloomberg Technoz

Melansir dari panduan AMMN, perseroan menargetkan produksi konsentrat mencapai 430.000 metrik ton kering  sampai akhir tahun ini.

Adapun, realisasi produksi konsentrat sampai periode yang berakhir September 2025 telah mencapai 310.143 metrik ton kering.

“Tim kami terus meningkatkan volume bijih segar yang ditambang sejak kuartal II-2025, di mana volume bijih segar di kuartal III meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan kuartal II,” kata dia.

Di sisi lain, AMMN telah menghasilkan 41.052 ton atau setara dengan 91 juta pon katoda tembaga sejak smelter beroperasi terbatas akhir Maret 2025.

Sementara itu, produksi emas murni dari fasilitas precious metal refinery (PMR) perseroan mencapai 44.792 ons. Fasilitas permurnian emas itu baru beroperasi pertengahan Juli 2025.

Truk pengangkut mineral pertambangan emas dan tembaga milik Amman Mineral. (Dok Amman.co.id)

Lewat relaksasi ekspor nanti, AMMN akan menjual konsentrat tembaga bersamaan dengan produk logam jadi dari hasil smelter tersebut.

Precious Metal Refinery mencapai tonggak penting dengan produksi emas murni pertama pada Juli 2025,” kata dia.

Jatah Ekspor

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan rekomendasi ekspor konsentrat tembaga sekitar 400.000 metrik ton kering untuk AMMN.

Rencananya periode ekspor konsentrat tembaga kongsi Grup Salim dan Keluarga Panigoro itu dipatok selama 6 bulan.

“[Kuota] 400-an [ribu ton], selama 6 bulan,” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Minerba Kementerian ESDM Tri Winarno kepada awak media di Minahasa, Rabu (29/10/2025).

Rencanannya, rekomendasi dari Kementerian ESDM itu bakal diteruskan ke otoritas perdagangan untuk persetujuan ekspor nantinya.

Belakangan manajemen AMMN menerangkan keadaan kahar pada smelter perseroan disebabkan karena kerusakan pada unit flash converting furnace (FCF) dan sulfuric acid plant.

Adapun, smelter itu dioperasikan oleh anak usaha AMMN, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Mengacu pada Peraturan Menteri ESDM No. 6 tahun 2025, pemegang izin usaha pertambangan khusus (IUPK) tahap kegiatan operasi produksi yang telah membangun smelter dapat melakukan ekspor konsentrat apabila mengalami keadaan kahar.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan menuturkan belum menerima rekomendasi ekspor AMNT dari otoritas mineral dan batu bara.

Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kemendag Andri Gilang Nugraha menuturkan rekomendasi ekspor AMNT saat ini masih berproses di Kementerian ESDM.

“Kami masih menunggu rekomendasi resmi dari Kementerian ESDM. Hingga saat ini belum ada izin ekspor yang diterbitkan untuk PT Amman Mineral,” kata Andi saat dihubungi, Kamis (23/10/2025).

Pada periode sebelumnya, AMNT mendapat izin ekspor konsentrat tembaga sebanyak 587.330 wet metric ton (wmt) atau setara 534.000 dry metric ton (dmt) berlaku sampai 31 Desember 2024.

Berdasarkan catatan Bloomberg Technoz, smelter AMNT baru beroperasi sekitar 48% pada tahap komisioning akhir Februari 2025 lalu.

Smelter yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB itu memiliki kapasitas pengolahan 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun, dengan target produksi 220.000 ton katoda tembaga.

(naw)

No more pages