Logo Bloomberg Technoz

Meski Trump kemarin memprediksi bahwa pembicaraan akan berlangsung tiga hingga empat jam, jadwal resmi Gedung Putih hanya mengalokasikan kurang dari dua jam untuk pertemuan tersebut.

Hasilnya diperkirakan menyelesaikan, setidaknya untuk saat ini, ketegangan dagang selama berbulan-bulan, di mana dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia telah mengancam akan memberlakukan serangkaian tarif dan pembatasan ekspor terhadap produk mereka. 

Namun, hal ini kemungkinan besar tidak akan mencapai kesepakatan komprehensif yang meliputi isu-isu inti persaingan ekonomi AS-China.

Rincian kesepakatan kerangka kerja bocor secara bertahap setelah KTT Malaysia, menunjukkan bahwa Xi mungkin telah memperoleh keringanan tarif yang signifikan sebagai imbalan konsesinya yang sementara.

Trump memprediksi akan mengurangi tarif 20% yang ia berlakukan pada barang-barang China atas ekspor bahan baku fentanil. Hal ini menyiratkan bahwa Beijing mungkin akan mengamankan tarif bea masuk untuk banyak barang yang membuat negara itu tetap kompetitif dengan pesaing manufaktur regional lainnya.

Pengurangan tarif akan ditambah dengan pembatalan rencana AS menerapkan tarif 100% yang diancam Trump pada 1 November, serta kontrol ekspor pada berbagai perangkat lunak penting. Trump diperkirakan akan mengurangi pungutan dan biaya yang dikenakan pada kapal-kapal China.

Pemerintahan Trump juga mengisyaratkan kemungkinan akan menghentikan penyelidikan terkait kepatuhan China terhadap kesepakatan dagang secara keseluruhan sejak masa jabatan pertamanya.

China juga berencana mendesak Washington untuk mencabut aturan yang mengharuskan anak perusahaan dengan porsi setidaknya 50% sahamnya dimiliki perusahaan dalam daftar hitam agar tunduk pada pembatasan yang sama seperti induk perusahaannya yang dikenai sanksi. Regulasi ini telah membebani eksportir dengan kewajiban due diligence (uji tuntas).

Pada Rabu, Trump mengisyaratkan bersedia membahas akses ke prosesor AI andalan Nvidia Corp, Blackwell, yang akan menjadi konsesi besar yang mungkin memicu kemarahan para petinggi keamanan nasional di Washington.

Konsesi utama dari pihak China ialah janji akan menunda perluasan sistem lisensi logam tanah jarang setidaknya selama setahun, dengan komitmen akan mengevaluasi ulang program tersebut selama periode itu.

Beijing memanfaatkan pembatasan ini sebagai senjata dalam negosiasi dagang, mengancam akan membatasi akses bagi produsen AS dan sekutunya ke mineral kritis yang diperlukan untuk manufaktur teknologi tinggi, seperti ponsel pintar, mesin jet, dan produk lain yang banyak digunakan.

China juga akan melanjutkan pembelian kedelai. Menurut sumber yang mengetahui, Negeri Tirai Bambu itu telah memesan pengiriman setidaknya dua kargo kedelai AS, pembelian pertama yang diketahui musim ini. Hal ini memberi kemenangan politik bagi Trump, di mana para petani yang merupakan basis politiknya menderita karena tidak mampu menjual kelebihan produk pertanian.

Xi juga diperkirakan akan menyetujui penjualan operasi TikTok, aplikasi video sosial milik ByteDance Ltd ke konsorsium yang dibentuk oleh pemerintahan Trump. Trump memuji aplikasi tersebut telah meningkatkan daya tariknya di kalangan pemilih muda dan membantunya kembali ke Gedung Putih.

Trump juga diperkirakan akan menekan Xi untuk mengurangi dukungan terhadap perang Rusia di Ukraina. Para pejabat AS menjelaskan rencana untuk membahas perjanjian perdamaian global. Washington mungkin akan meminta Beijing mengurangi penjualan barang-barang yang disebut "dual use." Trump baru-baru ini menyoroti penurunan impor minyak Rusia oleh China setelah AS menyanksi dua perusahaan minyak Rusia.

Namun, hanya sedikit yang mengharapkan intervensi serius dari China, yang telah mendekati Moskwa sejak invasi Ukraina.

Trump, di sisi lain, menunjukkan tekadnya sebelum KTT dengan mengesampingkan isu Taiwan, meski baru-baru ini dia mengatakan bahwa bagi Xi, pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu merupakan "kesayangannya." China meminta pernyataan resmi AS bahwa mereka "menentang" kemerdekaan Taiwan, alih-alih hanya mengatakan pejabat AS "tidak mendukung" langkah tersebut.

(bbn)

No more pages