IMF menyerukan para pembuat kebijakan di kawasan ini—yang tahun lalu menyumbang sekitar 60% dari pertumbuhan ekonomi global—untuk memperkuat permintaan domestik, khususnya konsumsi rumah tangga, sekaligus meningkatkan produktivitas. Dalam jangka pendek, lembaga itu juga mendorong penerapan stimulus fiskal dan moneter yang terarah guna meredam dampak guncangan perdagangan.
Selain itu, IMF menekankan pentingnya reformasi struktural untuk memperkuat sektor jasa, mengurangi distorsi dalam alokasi modal, serta mengatasi dampak penuaan populasi. Langkah-langkah tersebut dinilai penting untuk menjaga potensi pertumbuhan jangka menengah dan menyeimbangkan kembali perekonomian regional.
“Setelah menikmati pertumbuhan luar biasa berkat pesatnya ekonomi China dan integrasi rantai pasok global, kini negara-negara di kawasan menghadapi efek limpahan dari melemahnya permintaan di China,” kata IMF. “Dalam beberapa waktu terakhir, meningkatnya pengangguran muda dan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan politik telah memperburuk sentimen dan memicu ketegangan sosial di sejumlah negara.”
Pemerintah di berbagai negara Asia juga tengah berhadapan dengan gelombang demonstrasi yang dipimpin generasi muda (Gen Z) dalam beberapa bulan terakhir. Ribuan orang turun ke jalan di Filipina, Indonesia, dan Timor Leste untuk memprotes korupsi, pengangguran, serta ketimpangan yang semakin lebar. Gelombang protes yang dipicu oleh kemarahan terhadap gaya hidup mewah elite penguasa itu bahkan telah menjatuhkan pemerintahan di Nepal dan Bangladesh.
Tekanan sosial dan ekonomi tersebut tercermin dari perlambatan pertumbuhan ekonomi di dekade ini—sekitar 1,8 poin persentase lebih rendah dibanding rata-rata pertumbuhan pada 2010-an, menurut IMF.
Di sisi lain, IMF menilai lonjakan investasi yang didorong oleh perkembangan kecerdasan buatan (AI) dapat memberikan dorongan positif yang lebih besar dari perkiraan terhadap ekspor, investasi, dan produktivitas kawasan. Dukungan kebijakan yang berkelanjutan serta penurunan ketegangan geopolitik juga dinilai akan membantu mengurangi ketidakpastian dan memperkuat prospek pertumbuhan ekonomi Asia-Pasifik.
(bbn)































